Jakarta (Antara Babel) - Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan massa Aksi Simpatik 55 akan membubarkan diri selepas shalat Ashar berjamaah di Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
"Mereka akan kembali ke Istiqlal untuk shalat Ashar, setelah itu bubar," kata Irjen Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Para demonstran kembali ke Istiqlal usai menyampaikan aspirasi mereka kepada para petinggi Mahkamah Agung.
Menurut dia, 10 orang perwakilan massa sudah diterima MA untuk menyuarakan aspirasi umat Islam. Sekitar satu jam kemudian para perwakilan tersebut keluar dari Gedung MA dan menyampaikan hasil perbincangan dengan pihak MA kepada massa yang menunggu di halaman Gedung MA.
Aksi Simpatik 55 yang melibatkan sekitar 15 ribu massa tersebut berjalan tertib dan tidak ada kejadian menonjol.
Aparat pun tetap berjaga dan mengawal massa hingga pembubaran aksi.
"Tentu lalu lintas diatur hingga pembubaran aksi. Bus-bus kan diparkir di Mesjid Istiqlal, nanti pulangnya diatur agar tidak mengganggu lalu lintas," katanya.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir mengatakan Aksi Simpatik 55 adalah ekspresi sebagian umat Islam yang merasa terusik keadilannya akibat tuntutan ringan jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan kasus penistaan agama dengan terdakwa Ahok.
Aksi, kata dia, juga untuk mendukung independensi hakim dalam persidangan kasus penodaan agama sehingga menjatuhkan vonis berdasarkan nurani.
"Kepada hakim yang terhormat dan hakim yang mulia, kami tidak pada posisi untuk menekan sistem peradilan sedikitpun," kata Bachtiar.
Peserta aksi, kata dia, hanya bermunajat kepada Allah di Masjid Istiqlal dan menyampaikan aspirasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Setelah itu bertawakal dan keputusan diserahkan kepada Majelis Hakim.