"Sepanjang tahun, 7,5-7,8 persen target Kemenperin kelihatannya masih bisa dikejar," kata Ketua GAPMMI Adhi Lukman di Jakarta, Senin.
Kendati penjualan pada Ramadhan hingga Lebaran kali ini dinilai lebih rendah dibandingkan tahun lalu, namun target pertumbuhan masih bisa dikejar.
"Banyak supermarket yang stoknya masih numpuk. Biasanya akhir puasa atau Lebaran itu sudah kehabisan stok," ungkap Adhi.
Adhi berharap, kondisi pasar setelah Lebaran akan kembali meningkat, karena hal tersebut menjadi sinyal tercapainya target pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun ini.
"Semoga tidak ada kebijakan yang menghambat industri," ujarnya.
Sektor industri makanan dan minuman menjadi motor pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada 2017 yang ditargetkan tumbuh 5,3-5,6 persen, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,4 persen.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan
pemerintah optimis kondisi perekonomian nasional akan lebih stabil dan
membaik, sehingga menumbuhkan iklim investasi yang kondusif bagi sektor
industri.
Airlangga menyampaikan, sektor
makanan dan minuman diproyeksikan tumbuh 7,5-7,8 persen pada 2017, lebih
rendah dibandingkan 2016 yang angkanya mencapai 8,2-8,5 persen dengan
mempertimbangkan kondisi perekonomian yang ada.