Bekasi, Jawa Barat (Antara Babel) - Banyak proyek infrastruktur pemerintah jadi berkah penting bagi pengusaha industri baja di Indonesia. Sejak Januari 2017, pemerintah menggulirkan banyak proyek infrastruktur di berbagai provinsi.
"Perusahaan saya memperoleh peningkatan pemintaan baja hingga 30 persen dari rata-rata jumlah produksi 20 juta ton per tahun di PT Garuda Steel," kata Ketua Umum Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia, Ken Pangestu, di Bekasi, Jumat.
Pemesanan baja lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui pihaknya diperuntukan bagi kebutuhan konstruksi jalan, jembatan, menara hingga infrastruktur energi pembangkit listrik.
"Ada juga yang diperuntukkan bagi infrastruktur tol laut, pelabuhan dan sejumlah bandara di daerah pelosok Indonesia," katanya.
"Kalau kita bandingkan dengan situasi 2015 hingga 2016, tidak sedikit juga anggota AMBI yang melakukan penyesuaian tenaga kerja akibat minimnya jumlah permintaan produksi," kata Pangestu.
Dia bilang, sedikitnya dua perusahaan produsen baja yang tergabung dalam AMBI sempat bangkrut akibat sepinya jumlah permintaan produksi.
Adapun Sekjen Asosiasi Pabrikan Jembatan Baja I Indonesia, Andi Syukri, mengatakan, pada 2017 mereka sudah menggarap 15.000 ton baja untuk sejumlah proyek pembangunan jembatan di Indonesia.
"Kami memproduksi 35.000 ton jembatan baja per tahun untuk proyek pemerintah berkat program 1.000 jembatan," katanya.
Menurut dia, mereka sengaja mendirikan asosiasi itu guna menjembatani pemerintah dengan sejumlah produsen bahan baku baja untuk jembatan.
"Saat ini di daerah banyak pembangunan jembatan tidak mengacu ketentuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pabrikan yang berpengalaman di jembatan dikumpulkan di sini," katanya.