Bogor (Antara Babel) - Memasuki tahun ketiga pemerintahan Presiden Joko
Widodo, denyut kehidupan masyarakat di pulau-pulau utama Indonesia
semakin diwarnai gegap gempita roda pembangunan proyek-proyek
infrastruktur.
Pemerintah terus bekerja keras menyelesaikan ratusan proyek
strategis nasional dan proyek prioritas guna mewujudkan Indonesia hebat
di masa depan mengingat ketersediaan infrastruktur sangat penting dalam
mempercepat proses pembangunan nasional di berbagai bidang secara
berkelanjutan, merata dan berkeadilan.
Untuk menghilangkan berbagai hambatan yang selama ini memacetkan
proses pelaksanaan pembangunan berbagai proyek strategis nasional dan
prioritas itu, pemerintah telah membentuk Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP).
Seperti terungkap dalam laman resmi KPPIP, berdasarkan hasil
evaluasi Kemenko Perekonomian bersama kementerian dan lembaga terkait,
setidaknya ada 225 proyek yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis
Nasional melalui penerbitan Peraturan Presiden No.3 Tahun 2016.
Proyek-proyek strategis nasional yang tersebar di Pulau Sumatera,
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua itu
melingkupi berbagai sektor, seperti sektor transportasi, jalan, air dan
sanitasi, energi dan kelistrikan, kawasan industri dan teknologi
informasi.
Menurut KPPIP, proyek-proyek strategis nasional tersebut tidak
terbatas pada pembangunan infrastruktur jalan tol, jalan nasional atau
strategis nasional nontol, serta sarana dan prasarana kereta api
antarkota, tetapi juga proyek pembangunan infrastruktur kereta api dalam
kota, ketenagalistrikan, dan revitalisasi bandar udara.
Di samping itu ada pula proyek pembangunan bandara baru dan bandara
strategis lainnya, proyek pembangunan kilang minyak dan satu juta rumah,
proyek pipa gas dan terminal LPG (Liquefied Petroleum Gas), proyek
infrastruktur energi asal sampah, serta proyek penyediaan infrastruktur
air minum dan sistem air limbah komunal.
Seterusnya, proyek pembangunan tanggul penahan banjir dan pos lintas
batas negara dan sarana penunjang, proyek bendungan dan irigasi,
program industri pesawat dan peningkatan jangkauan "broadband", proyek
infrastruktur sains dan teknologi strategis lainnya serta pembangunan
kawasan industri prioritas atau kawasan ekonomi khusus, pariwisata, dan
pembangunan smelter.
Dalam pengerjaannya, pemerintah melibatkan sejumlah badan usaha
milik negara (BUMN) dan swasta. Untuk proyek pembangunan infrastruktur
Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 2.770 kilometer, misalnya, sejumlah
BUMN dilibatkan, termasuk PT. Hutama Karya (Persero) yang bertanggung
jawab terhadap pengerjaan ruas tol Medan-Binjai, Palembang-Simpang
Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar, dan ruas Pekanbaru-Dumai.
Selain mengembangkan Jalan Tol Trans-Sumatera, Hutama Karya juga
ditunjuk menjadi pengelola Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S
(JORR-S) dari pintu Pondok Pinang (20+000) hingga pintu Kampung Rambutan
(32+400).
Ke luar negeri
Sebanyak 118 BUMN di Tanah Air itu tidak hanya mampu bersaing di
dalam negeri. Bahkan tidak sedikit yang telah mampu melakukan ekspansi
ke luar negeri seperti Bio Farma, Pertamina, Semen Indonesia, Wijaya
Karya, PT Industri Nuklir Indonesia, dan Telkom Grup serta Bank Mandiri,
BNI dan BRI yang membuka cabang dan kantor perwakilan di sejumlah
negara.
Tak hanya itu, sejumlah BUMN lain juga telah mampu memasarkan produk
unggulannya ke negara-negara lain. Sebut saja PT Industri Kereta Api
(Persero) yang telah menyiapkan diri untuk memproduksi 340 kereta yang
akan diekspor ke Bangladesh dan Sri Lanka pada 2017, serta PT PAL
Indonesia (Persero) yang telah mengekspor dua kapal perang "Strategic
Sealift Vessel" ke Filipina.
Perusahaan galangan kapal milik negara yang berbasis di Surabaya itu
pun sedang berupaya memenuhi target pembuatan sebanyak 12 kapal selam
yang dipesan Kementerian Pertahanan RI untuk memenuhi kebutuhan TNI
dengan spesifikasi yang sama dengan kapal selam buatan pabrikan Daewoo
Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan, yang baru-baru ini
telah diserahkan ke Indonesia.
Di jagad kedirgantaraan dunia, PT Dirgantara Indonesia pun tak bisa
dipandang sebelah mata berkat produknya yang tak hanya unggul tetapi
juga diminati sejumlah negara.
Pesawat NC212 buatan PT DI antara lain telah digunakan oleh Vietnam,
Filipina dan Thailand sedangkan pesawat CN235-nya dipakai negara-negara
seperti Uni Emirat Arab dan Korea Selatan. Angkatan Udara Senegal pun
menggunakan pesawat serba guna CN235-220M buatan PT Dirgantara
Indonesia.
Terkait dengan pesawat CN235-220M untuk Angkatan Udara Senegal ini,
menurut PT Dirgantara Indonesia, "ferry flight"-nya telah dilakukan dari
Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Dakar, Senegal, pada 27
Desember 2016.
Pesawat tersebut diterbangkan melalui rute Bandung - Medan - Kolombo
- Maldives - Pakistan - Riyadh - Khartoum - Chad - Burkina Faso - Dakar
dengan memerlukan waktu 11 hari dan tiba di Senegal pada 6 Januari
2017.
Dalam upaya mewujudkan Nawacita atau sembilan program prioritas
Presiden Joko Widodo, terutama membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia, BUMN pun tak ketinggalan peran.
Sebagai contoh, pada 7 Agustus lalu, pemerintah melalui BUMN PT
Telkom Indonesia Tbk membuka isolasi masyarakat di Pulau Liran,
Kabupaten Maluku Barat Daya, dari ketertinggalan infrastruktur
telekomunikasi dan ekonomi dengan membangun menara "Base Transceiver
Station" (BTS) di wilayah itu.
Menteri BUMN Rini Soemarno yang hadir dalam acara peresmian BTS
Telkomsel di pulau yang berbatasan langsung dengan perairan laut Timor
Leste itu menegaskan bahwa Pemerintah terus berkomitmen membangun
infrastruktur telekomunikasi di seluruh Indonesia sesuai program
Nawacita yang fokus pada mengembangkan perekonomian di daerah 3T
(Tertinggal, Terluar dan Terdepan).
"BUMN sebagai agen pembangunan harus hadir di tengah masyarakat
terutama di daerah perbatasan, terluar dan terdepan," katanya.
Dipandang dari sumbangan BUMN bagi pendapatan negara, eksistensi
perusahaan milik negara ini juga tak dapat dianggap kecil.
Kementerian BUMN mencatat laba bersih 118 BUMN pada semester satu
2017 mencapai Rp87 triliun atau lebih rendah sekitar Rp1 triliun
dibanding laba bersih periode sama dari posisi yang sama tahun 2016
sebesar Rp88 triliun.
Namun, seiring dengan tingkat persaingan antarbangsa yang semakin
ketat di tengah zaman yang terus berubah, tantangan yang dihadapi
BUMN-BUMN di Tanah Air agar dapat tampil sebagai lokomotif penggerak
perekonomian nasional tidak semakin mudah.
Jalan masih panjang menuju Indonesia hebat. Apa yang pernah
dipesankan Presiden Joko Widodo agar BUMN Indonesia tumbuh semakin kuat
dan lincah serta berani bersaing secara global di era persaingan sengit
ini dirasa tetap relevan dan layak dicamkan.
Berita Terkait
SIG: Rumah BUMN Rembang bantu UMKM maju dan berkembang
13 Desember 2024 12:41
Menteri BUMN pastikan harga tiket pesawat sudah turun
4 Desember 2024 20:11
Kementerian BUMN laporkan pendapatan negara dari Dividen BUMN capai 100 Persen
26 November 2024 10:50
Erick Thohir tegas dukungan BUMN untuk perlindungan PMI
23 November 2024 07:34
Erick Thohir: BUMN mengutuk keras tindakan pelecehan seksual
21 November 2024 19:52
Ekonom: BUMN Indonesia dorong kemajuan melalui transisi hijau
9 November 2024 18:46
Erick Thohir: 40 BUMN sehat, 7 masih dalam proses
5 November 2024 10:23