Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menilai Hari Natal membawa pesan perdamaian dan kesejahteraan yang sangat mendalam pada umat manusia di dunia.
"Ini betul-betul Natal yang damai sejahtera, yang datang dari karunia Tuhan kepada kita," tutur Menteri Yasonna saat ditemui usai mengikuti ibadah misa Natal di Gereja Paulus Menteng, Jakarta, Senin.
Ia pun berharap melalui peran Natal, seluruh jemaat termasuk warga Kristiani di mana pun di Indonesia dan dunia bisa betul-betul merefleksikan kasih yang datang dari Tuhan kepada seluruh umat manusia.
Pada ibadah misa tersebut, Menteri Yasonna terlihat hadir bersama anggota keluarga mulai dari istri, anak-anak, hingga cucunya.
"Saya senang tahun ini bisa berkumpul dengan keluarga, setelah ini masih ada kegiatan dengan keluarga di rumah," katanya saat ditanya agenda khusus pada perayaan Natal tahun ini.
Sebelum beranjak kembali ke rumahnya, Menteri Yasonna pun berpesan kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia agar tidak hanya merefleksikan sikap damai dan sejahtera pada perayaan Natal namun juga pada kehidupan sehari-hari.
"Kalau itu dijalankan, saya kira damai di bumi seperti yang dimintakan oleh Tuhan kepada kita waktu kedatangannya, akan tercapai," tutur Menteri Yasonna.
Pada kegiatan perayaan Natal 2017 di Gereja Paulus, terlihat pengaman yang terdiri atas Kepolisian dan TNI yang berjaga di pintu masuk dan keluar gereja yang lokasinya bersebelahan dengan Masjid Sunda Kelapa Menteng tersebut.
Pengamanan sempat diperketat menjelang kedatangan Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly yang menghadiri misa di gereja tersebut, dengan diberlakukan pemeriksaan tas atau barang bawaan lain.
Dalam misa perayaan Natal 2017 di Gereja Paulus, Pendeta Adriaan Pitoy juga menyampaikan khotbah yang berisi harapan agar perdamaian dan kerukunan senantiasa terjaga di dalam negeri.
"Kami berdoa pada bangsa yang tengah terjadi ketegangan ini, berharap Tuhan turun tangan agar dunia ini kembali indah dan tertib sebagaimana semula diciptakan bagi kita," ujar Pendeta Adriaan.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam khotbahnya mengingat adanya situasi ketegangan yang sedang terjadi belakangan di dalam negeri sehingga mengakibatkan munculnya rasa mencekam pada diri sejumlah manusia.