Sabang, Aceh (Antaranews Babel) - Kapal Andrey Dolgov yang menjadi boronan Interpol dan ditangkap Kapal Angkatan Laut (KAL) Simeulue di lepas pantai Sabang, Provinsi Aceh, Jumat (6/4), ternyata melakukan penangkapan ikan hingga ke laut Antartika.
"Kami menangkap ikan di laut Antartika," kata anak buah kapal (ABK) Andrey Dolgov asal Jawa Tengah, Santoso.
Hal ini disampaikan ABK tersebut menjawab pertanyaan Panglima Komando Armada Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Yudo Margono di atas kapal tersebut, Sabtu (7/4).
"Sampai ke Antartika, kemudian dimana lagi kalian menangkap ikan?" tanya Pangarmabar lagi ke ABK tadi.
"Ya di sekitar Antartika pak," jawab ABK itu yang mengaku sudah 10 bulan ikut bersama kapal boronan Interpol tersebut.
Lebih lanjut kata ABK itu mengatakan ikan hasil tangkapan pernah dijual ke Thailand, namun pembeli di sana menolak karena kapal Andrey Dolgov serta ikan yang hendak dijual itu tidak memiliki dokumen.
"Ikannya pernah kami jual ke Thailand, tapi tidak mau beli, kemudian kami jual ke China," akui ABK itu.
Santoso bersama sejumlah teman Warga Negara Indonesia lainnya mengaku naik Kapal Andrey Dolgov di Thailand dan pihak agen menjanjikan gaji 350 dolar AS per bulan.
Jumlah ABK kapal buronan Interpol tersebut keseluruhan sebanyak 30 orang, termasuk 20 orang WNI, delapan orang warga negara Rusia, dua orang warga negara Ukraina. Kapal itu diduga melakukan pelanggaran perikanan.
"Khusus WNI digaji per bulan 350 dolar AS. Kalau orang asing ini tidak tahu, kami berbicara bahasa isyarat dengan mereka," tutur pria awal Jawa Tengah itu.
Pangarmabar Laksamana Muda TNI Yudo Margono saat jumpa pers di Pangkalan Lanal Sabang, Provinsi Aceh, Sabtu sore menyatakan Kapal Andrey Dolgov memasang bendera negara Togo (Afrika) hanya untuk alibi.
"Diatas kapal ditemukan pukat dan untuk sementara sesuai informasi yang diperoleh dari Interpol diduga mereka melakukan pelanggaran perikanan," kata Laksamana Muda TNI Yudo Margono yang turut didampingi Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto, Komandan Lanal Sabang Kolonel Laut (P) Kicky Salvachdie.
"Kapal ini sebelumnya pada Oktober 2017 pernah ditangkap di China, kemudian Februari 2018 ditangkap di Mozambik (Afrika)," tambah Pangarmabar.
Margono juga mengatakan, proses hukum terhadap kapal buronan interpol tersebut nantinya akan diserahkan kepada Satgas 115 yang dibentuk Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).