Jakarta (Antaranews Babel) - Pertemuan ke-25 Dewan Kerjasama Ekonomi Pasifik atau `Pacific Economic Cooperation Council` (PECC) akan digelar di Jakarta pada 7 dan 8 Mei 2018, dimana sejumlah narasumber dari berbagai elemen bidang ekonomi akan membahas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sistem ekonomi global pada saat ini.
Pertemuan tersebut digelar oleh PECC, berkolaborasi dengan Center for Strategic and International Studies, di Hotel Borobudur Jakarta, berbarengan dengan Dialog Global CSIS yang pertama. Tema yang akan diangkat merupakan `Gangguan Global: Kebutuhan akan Arsitektur dan Model Bisnis Regional Baru.
Menurut Mari Elka Pangestu, selaku Co-Chair dari Komite Nasional Indonesia untuk PECC, di Jakarta, Kamis, acara pertemuan dan dialog tersebut akan melibatkan tiga sektor yang berbeda, termasuk dari sisi pemerintah, bisnis, serta akademisi dan atau organisasi `think tank`.
"Tujuan utamanya adalah bagaimana kita bisa mendengar dari semua pihak ini, agar kita dapat membuat rekomendasi pembentukan kebijakan yang mencerminkan kenyataan realita di dunia," jelas Mari.
Saat ini, diyakini bahwa sistem ekonomi global tengah dipertanyakan, dimana masyarakat dunia mulai menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap sistem global yang berlaku. Hal tersebut kemudian menciptakan tantangan untuk sistem ekonomi regional, dimana sistem multilateral global merupakan salah satu pilar utamanya.
Sehingga diperlukan adanya evaluasi akan kebijakan yang telah berlaku, serta perkiraan besarnya kebutuhan untuk diciptakannya kebijakan-kebijakan baru yang dapat mengakomodasi perubahan yang terjadi di sektor ekonomi global.
"Acara ini bukan hanya untuk melihat apa yang sudah ditetapkan oleh `policy maker`, tetapi juga untuk memberikan gambaran, bahkan alternatif solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi sisi perekonomian dunia," kata Ketua Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri.
Oleh karena itu, lanjut Yose, banyak pemangku kepentingan lain, diluar kategori `policy makers`, yang akan dilibatkan dalam dialog tersebut, sehingga akan banyak masukan dari sisi bisnis, `think tank` serta akademisi.
"Acara ini mengundang akademisi yang cukup terkemuka di bidangnya, dari teknologi sampai perdagangan internasional," ujarnya.
Acara yang akan berlangsung selama dua hari tersebut akan memberikan kesempatan bagi para pihak terkait untuk mendiskusikan tantangan utama dalam menghadapi kerjasama regional di Asia Pasifik.
Pembicara utama yang dijadwalkan hadir dalam acara tersebut termasuk Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, serta Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi.