Sungailiat (Antaranews Babel) - Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tarmizi Saat meminta petani karet daerah itu tidak lagi menggunakan tawas, untuk menaikkan kembali harga komoditas tersebut.
"Getah karet yang dicampur tawas merusak kualitas karet, sehingga mengakibatkan harga karet anjlok," katanya di Sungailiat, Rabu
Menurut dia, selama ini sebagian besar petani masih menggunakan tawas untuk mengeraskan getah hasil sadapan, sehingga harga karet di pasaran anjlok.
"Kami berharap petani menggunakan asam semut untuk meningkatkan kualitas dan harga karet," katanya.
Menurut dia, saat ini petani mengeluhkan harga karet anjlok, justru akibat pengolahan karet yang tidak baik.
"Selama ini petani beralasan menggunakan tawas lebih mudah, sederhana, dan ekonomis, namun berdampak buruk terhadap harga karet yang rendah dan mempengaruhi pendapatan keluarga petani," katanya.
Karena itu, petani setempat diminta tidak lagi menggunakan tawas dan mencampurkan getah karet dengan kulit pohon karet atau benda lainnya.
Selain itu, petani juga diharapkan tidak hanya mengandalkan penghasilan dari hasil getah karet saja.
"Petani harus mengembangkan perkebunan tumpang sari dengan berbagai tanaman hortikultura untuk menambah pendapatan keluarganya," katanya.
Berita Terkait
Kemenkes: Pandemi COVID-19 momen belajar untuk hadapi virus X
3 Maret 2024 21:53
Kemenkes siapkan pedoman tata kelola COVID-19 jangka panjang
6 Mei 2023 11:13
Sinovac bisa sebagai dosis penguat
25 April 2022 19:30
Tren kasus aktif COVID-19 menurun konsisten sejak akhir Februari
11 Maret 2022 09:33
Indonesia jadi negara dengan penularan COVID-19 rendah
15 Desember 2021 21:03
Pemerintah harapkan seluruh elemen masyarakat dukung vaksinasi COVID-19
29 September 2021 21:13
Penurunan kasus COVID-19 Indonesia belum capai rekomendasi WHO
4 Agustus 2021 21:04
Menkes tetapkan harga lengkap vaksin Sinopharm Rp879.140
11 Juli 2021 12:59