Jakarta (Antaranews Babel) - Wajah Lindswell Kwok terlihat gembira, setelah mengetahui skor yang diperolehnya untuk nomor Taijijian sangat memuaskan yaitu 9.75, melengkapi skor yang diperolehnya di nomor Taijiquan yaitu 9.75.
Suasana kegembiraan tidak bisa ditutupi dari wajah perempuan kelahiran Medan, Sumatera Utara itu karena skor akumulatif di nomor Taijiquan dan Taijijian itu mengantarkannya meraih medali emas di Asian Games 2018.
Lindswell berhasil meraih poin tertinggi di nomor Taijijian, mengalahkan pesaingnya Mok Uen Ying Juanita asal Hong Kong yang harus puas meraih perak. Dan pewushu asal Filipina, Agatha Chrytenzen mendapatkan medali perunggu.
Raihan emas di Asian Games 2018 bagi Lindswell merupakan yang pertama, karena diajang sebelumnya hanya meraih perak ketika Asian Games di Incheon, Korea Selatan.
Dia mengaku menargetkan emas di Asian Games 2018, karena ingin melengkapi koleksi medali yang telah diraihnya selama menjadi atlet wushu.
Maklum saja, meskipun usianya masih 26 tahun, namun Lindswell akan pensiun setelah ajang olahraga empat tahunan di Asia tersebut.
"Memang sejak 2017 rencana pensiun, jadi ini Asian Games terakhir bagi saya," ujarnya.
Dia mengungkapkan alasannya pensiun dari cabor yang telah membesarkan namanya itu, karena lutut kanan dan kirinya sering cidera sehingga dirinya memutuskan untuk istirahat.
Namun Lindswell memiliki keinginan, sebelum mundur sebagai atlet wushu, dirinya ingin mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di ajang Asian Games 2018.
Saat ditanya rencananya kedepan ketika tidak menjadi atlet wushu, Lindswell belum tahu apa yang akan dilakukannya karena masih fokus untuk istirahat dan pemulihan cidera lututnya agar cepat sembuh.
Namun dia sebenarnya memiliki keinginan yang sangat mulia, yaitu menjadi pelatih wushu, dengan harapan cuma satu, agar prestasi wushu Indonesia semakin unggul di kancah dunia.
Karena dia menilai olahraga wushu di Indonesia harus terus dikembangkan oleh semua pihak dan dirinya berkomitmen untuk melakukan itu khususnya dalam proses regenerasi atlet.
Menurut Lindswell, saat ini penggantinya di nomor Taijiquan dan Taijijian masih kecil sehingga capaian prestasinya di semua ajang kejuaraan bisa menjadi penyemangat juniornya agar terus berkembang bahkan kalau bisa melampaui prestasi yang dicapainya selama ini.
"Saya dari kecil terbiasa di wushu jadi kalau langsung lepas kan sayang. Tiap kali liat orang berlatih dan bertanding, saya ingin melatih atau apapun, sehingga yang dipikirkan saat ini adalah istirahat dahulu," katanya.
Prestasi Lindswell
Partai pamungkas yang dijalani Lindswell di nomor Taijijian pada Senin (20/8) pagi menjadi perhatian semua pihak, tidak terkecuali Presiden Jokowi yang sengaja hadir di area pertandingan di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta.
Kehadiran Jokowi itu tepat sebelum giliran Lindswell masuk ke lapangan untuk bertanding.
Namun Lindswell mengaku tidak tahu kalau pertandingannya disaksikan oleh orang nomor satu di republik ini, sehingga dirinya baru tahu ada Jokowi ketika selesai.
"Saya baru tahu ada Presiden Jokowi setelah selesai bertanding lalu berbalik badan ternyata disaksikan Presiden," katanya.
Tidak bisa dipungkiri, Lindswell merupakan salah satu atlet wushu yang menunjukan prestasi luar biasa di tingkat internasional, dan menjadi "tulang punggung" cabang wushu untuk mendapatkan medali emas.
Dia menjadi langganan peraih emas di beberapa kejuaraan dunia sejak 2009 di nomor Taijiquan dan Taijijian putri
Perempuan kelahiran Medan 24 September 1991 itu telah menyumbangkan emas bagi Indonesia di berbagai ajang bergengsi seperti World Wushu Championship di Rusia pada tahun 2017 dan SEA Games di Malaysia di tahun yang sama.
Meskipun meraih banyak prestasi, Lindswell memang belum pernah mendapatkan medali emas di ajang Asian Games, sehingga dirinya sangat mempersiapkan diri dengan matang di Asian Games tahun ini.
Dalam partai puncak yang dijalaninya, Lindswell mengaku agak gugup karena menjadi laga penutupnya sebagai atlet wushu namun berkat masukan pelatih agar dirinya tetap tenang maka semuanya bisa teratasi.
Dia menceritakan ketika di lompatan terakhir dirinya sempat lemas sehingga hampir gagal menyelesaikannya namun dirinya berpikir bahwa laga tersebut adalah terakhir sehingga apapun kondisinya jangan sampai ada pemotongan nilai.
Karena dia mengamati lawan-lawannya ketika bertanding banyak mendapatkan pemotongan nilai dan itu sangat tergantung pada penampilan atlet untuk menampilkan hasil terbaiknya.
Dirinya yakin bahwa fokus menjadi kunci keberhasilannya, sehingga Lindswell berharap generasi penerusnya di olahraga wushu bisa menunjukkan prestasi lebih gemilang.
Karena dirinya dan atlet-atlet sebelumnya seperti Susyana Tjhan dan Ivana Ardelia Irmanto telah menunjukkan bahwa Indonesia mampu berprestasi di olahraga wushu.