Warga Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tidak menggelar atraksi seni untuk mengisi liburan Idul Fitri 1440 Hijriah.

"Warga tidak terbiasa menggelar pertunjukan seni dan tradisi karena mereka memanfaatkan momentum Idul Fitri untuk bersilaturahim," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Muntok, Selasa.

Budaya lokal yang berkembang di masyarakat di daerah itu, selama ini tidak menyelenggarakan atraksi seni dan tradisi seperti di daerah lain karena warga memanfaatkan Idul Fitri untuk saling berkunjung mengeratkan tali silaturahim.

Budaya saling mengunjungi antarkeluarga, teman, kerabat dan saudara tidak hanya dilakukan oleh warga Muslim, namun juga melibatkan warga suku, agama dan keturunan lain.

"Perayaan Lebaran untuk semua masyarakat, tidak membedakan latar belakang warga, semuanya dalam suasana gembira pada saat Idul Fitri," ujarnya.

Suasana kegembiraan penuh keakraban tidak hanya terjadi pada hari Lebaran, namun budaya saling berkunjung bersilaturahim bisa berlangsung hingga dua minggu setelah Idul Fitri.

Dengan budaya yang berkembang seperti itu, penyelenggaraan atraksi seni tidak akan banyak dikunjungi bahkan bisa mengancam budaya silaturahim di hari Lebaran yang sudah berlangsung turun temurun.

"Nilai-nilai yang terkandung dalam kebiasaan 'open house' bagi warga Melayu di Muntok yang bisa berlangsung hingga dua minggu setelah Lebaran itu merupakan aset dan pembeda dari kebiasaan warga di daerah lain yang perlu terus dipertahankan," katanya.

Perbedaan kebiasaan saat Lebaran tersebut memiliki nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat, semangat kebersamaan, persaudaraan, dan saling memaafkan untuk mengeratkan jalinan silaturahim penting untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019