Harga komoditas lada di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam bulan ini naik dari Rp48 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram.
Choiri, seorang petani lada di Bangka Tengah, Sabtu, mengatakan harga lada dalam bulan ini menunjukkan grafik positif yaitu mengalami kenaikan sekitar Rp2.000 per kilogram.
"Sebelumnya harga lada terus merosot dan hanya bertahan di angka Rp45 ribu hingga Rp48 ribu per kilogram, namun sekarang sudah mencapai Rp50 ribu per kilogram," ujarnya.
Ia mengatakan, kenaikan mencapai Rp2.000 per kilogram sudah tergolong tinggi namun belum sampai batas harga normal yang pernah terjadi beberapa tahun belakang yaitu mencapai Rp80 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram.
"Tentu kami berharap harganya tetap stabil, jangan kembali turun tetapi sebaliknya terus merangkak naik agar petani lada kembali pada masa kejayaannya," ujarnya.
Sementara Jupri, petani lada yang lainnya mengaku harga lada dengan penjualan skala besar lebih mahal dibanding penjualan skala kecil.
"Kalau penjualan sudah berdasarkan kampil atau karung dengan jumlah mencapai ratusan kilo, harganya bisa mencapai Rp52 ribu per kilogram sementara penjualan dengan skala kecil hanya Rp50 ribu per kilogram," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini sebagian para petani sudah memasuki masa panen tahap pertama namun produksi mengalami penurunan karena faktor cuaca dan berbagai penyakit yang menyerang tanaman lada.
"Penyakit yang banyak dikeluhkan petani lada sekarang adalah buah rontok, tentu sangat berbahaya karena bisa terancam gagal panen," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
Choiri, seorang petani lada di Bangka Tengah, Sabtu, mengatakan harga lada dalam bulan ini menunjukkan grafik positif yaitu mengalami kenaikan sekitar Rp2.000 per kilogram.
"Sebelumnya harga lada terus merosot dan hanya bertahan di angka Rp45 ribu hingga Rp48 ribu per kilogram, namun sekarang sudah mencapai Rp50 ribu per kilogram," ujarnya.
Ia mengatakan, kenaikan mencapai Rp2.000 per kilogram sudah tergolong tinggi namun belum sampai batas harga normal yang pernah terjadi beberapa tahun belakang yaitu mencapai Rp80 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram.
"Tentu kami berharap harganya tetap stabil, jangan kembali turun tetapi sebaliknya terus merangkak naik agar petani lada kembali pada masa kejayaannya," ujarnya.
Sementara Jupri, petani lada yang lainnya mengaku harga lada dengan penjualan skala besar lebih mahal dibanding penjualan skala kecil.
"Kalau penjualan sudah berdasarkan kampil atau karung dengan jumlah mencapai ratusan kilo, harganya bisa mencapai Rp52 ribu per kilogram sementara penjualan dengan skala kecil hanya Rp50 ribu per kilogram," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini sebagian para petani sudah memasuki masa panen tahap pertama namun produksi mengalami penurunan karena faktor cuaca dan berbagai penyakit yang menyerang tanaman lada.
"Penyakit yang banyak dikeluhkan petani lada sekarang adalah buah rontok, tentu sangat berbahaya karena bisa terancam gagal panen," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019