Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong produk industri kecil dan menengah (IKM) di daerah itu mampu menembus pasar modern untuk meningkatkan pemasaran.
"Selama ini sebagian besar produk yang dijual di swalayan, minimarket dan pusat oleh-oleh khas berasal dari luar daerah, padahal pelaku IKM lokal juga banyak yang memproduksi barang sejenis," kata Sekretaris Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat, Ichsan Saufani di Mentok, Selasa.
Menurut dia, banyak produk IKM luar daerah yang dijajakan di berbagai pusat perbelanjaan di daerah itu karena ada sedikit sentuhan dalam pengemasan sehingga diminati banyak konsumen.
Produk dari perajin luar daerah pengemasan sesuai standar dan diberi label, sementara produk perajin lokal masih dikemas tradisional dan terkesan seadanya.
Ia mengatakan, berbagai produk IKM di Bangka Barat tidak kalah kualitas atau cita rasanya dibandingkan berbagai produk dari daerah lain.
"Dengan standar mutu permintaan konsumen seperti itu kami berharap para pelaku IKM lokal segera melakukan perubahan pola produksi dengan memberikan sentuhan desain label, kemasan dan berbagai perizinan yang dibutuhkan agar mampu bersaing, setidaknya di pasar dalam daerah," katanya.
Menurut dia, kendala umum yang dihadapi para pelaku IKM lokal adalah tidak adanya label pada kemasan produk dan kemasan dibuat asal-asalan sehingga kurang menarik.
"Kami akan terus menggencarkan sosialisasi dan pelatihan kepada para pelaku IKM agar mereka mau belajar melakukan pengemasan yang lebih baik sesuai standar," kata Ichsan.
Pelatihan pengolahan hasil laut yang dilaksanakan selama empat hari mulai Selasa (25/6) dengan melibatkan sebanyak 20 pelaku usaha IKM di daerah itu diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan daya saing produk di daerah itu.
"Melalui pelatihan tersebut kami berharap bisa menambah wawasan para pelaku usaha, peningkatan keterampilan, bukan hanya pengolahan namun juga hingga pola pemasaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Selama ini sebagian besar produk yang dijual di swalayan, minimarket dan pusat oleh-oleh khas berasal dari luar daerah, padahal pelaku IKM lokal juga banyak yang memproduksi barang sejenis," kata Sekretaris Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat, Ichsan Saufani di Mentok, Selasa.
Menurut dia, banyak produk IKM luar daerah yang dijajakan di berbagai pusat perbelanjaan di daerah itu karena ada sedikit sentuhan dalam pengemasan sehingga diminati banyak konsumen.
Produk dari perajin luar daerah pengemasan sesuai standar dan diberi label, sementara produk perajin lokal masih dikemas tradisional dan terkesan seadanya.
Ia mengatakan, berbagai produk IKM di Bangka Barat tidak kalah kualitas atau cita rasanya dibandingkan berbagai produk dari daerah lain.
"Dengan standar mutu permintaan konsumen seperti itu kami berharap para pelaku IKM lokal segera melakukan perubahan pola produksi dengan memberikan sentuhan desain label, kemasan dan berbagai perizinan yang dibutuhkan agar mampu bersaing, setidaknya di pasar dalam daerah," katanya.
Menurut dia, kendala umum yang dihadapi para pelaku IKM lokal adalah tidak adanya label pada kemasan produk dan kemasan dibuat asal-asalan sehingga kurang menarik.
"Kami akan terus menggencarkan sosialisasi dan pelatihan kepada para pelaku IKM agar mereka mau belajar melakukan pengemasan yang lebih baik sesuai standar," kata Ichsan.
Pelatihan pengolahan hasil laut yang dilaksanakan selama empat hari mulai Selasa (25/6) dengan melibatkan sebanyak 20 pelaku usaha IKM di daerah itu diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan daya saing produk di daerah itu.
"Melalui pelatihan tersebut kami berharap bisa menambah wawasan para pelaku usaha, peningkatan keterampilan, bukan hanya pengolahan namun juga hingga pola pemasaran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019