Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong masyarakat setempat untuk membudidayakan lele dengan sistem bioflok karena memiliki prospek ekonomi.

"Setiap warga bisa membudidayakan lele bioflok karena tidak memerlukan kolam yang luas tetapi cukup memanfaatkan sedikit saja lahan kosong di sekitar rumah," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Dedy Muchdiyat di Koba, Jumat.

Ia menjelaskan budi daya ikan lele dengan sistem bioflok merupakan sistem budi daya melalui proses penumbuhan dan pengembangan mikro-organisme.

"Proses ini dilakukan dengan cara mengolah limbah hasil budidaya agar menjadi flol-flok atau gumpalan yang kecil sebagai makanan ikan secara alami," jelasnya.

Menurut dia, biaya produksi lele bioflok lebih sedikit jika dibandingkan pembudidayaan ikan lele bukan bioflok terutama untuk penyediaan pakan ikan.

"Disamping biaya pakan ikan lebih bisa ditekan, produksinya juga jauh lebih banyak dibanding budi daya lele dengan pola biasa," ujarnya.

Justeru itu, pihaknya menyarankan minimal setiap bubung rumah warga memiliki kolam lele bioflok.

"Ukuran kolam juga tidak terlalu besar, minimal bisa menampung sebanyak 2.000 ekor bibit lele dengan hasil panen mencapai belasan juta. Panen lele bisa sebanyak tiga kali dalam setahun," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019