Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pertiba Kepulauan Bangka Belitung menggelar seminar nasional reorientasi visi, misi, tujuan dan sasaran serta kurikulum pendidikan tinggi bisnis, untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas mahasiswa di era revolusi industri 4.0 dan bisnis digital.

Dengan derasnya perubahan, pendidikan tinggi dipacu untuk mampu menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif serta peka terhadap keadaan lingkungan bisnis.

Tidak dapat dipungkiri dengan revolusi industri 5.0 dan bisnis digital memaksa perusahaan untuk berinvestasi pada kebutuhan solusi internet (digital) untuk industri, internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), dan berbagai teknologi internet untuk industri.

Pada satu sisi, tujuan dari pendidikan bisnis ini adalah menciptakan sumberdaya manusia yang dapat bersaing, inovatif dan kreatif serta mampu memenangkan persaingan, sehingga STIE Pertama harus mengantisipasi derasnya perubahan tersebut.

Sebagai pembicara pertama dalam seminar ini, Anis Radianis memberikan materi Advanced in the newest technology and their impact to our lives: from artificial intelligence, big data, IOT and future of work.

Anis Radianis yang juga Founder and CEO of INDATIC and FINEOZ, beliau tercatat sebagai diaspora Indonesia yang melanglang buana ke Brussels, Belgia dan merupakan putra Indonesia asal Bangka Belitung.

Menurut Anis, skillets yang harus dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi bisnis dalam rangka revolusi industri 5.0 dan bisnis digital,  tidak lagi hanya terbatas pada physical and manual serta basic cognitive, namun mereka harus lebih banyak ditempa dan diasah dalam hal higher cognitive, social and emotional serta technology.

Higher cognitive merupakan keahlian yang ditunjang dengan kreatifitas serta kemampuan dalam menginterpretasi dan memproses informasi. Dan keahlian social and emotional merupakan prasyarat berikutnya yang menjadi kunci kecakapan yang harus dimiliki lulusan perguruan tinggi bisnis.

"Kemampuan ini akan mengarahkan lulusan dalam hal entrepreneur dan inisiatif dalam menyelesaikan masalah,  serta keahlian ketiga adalah skillets dalam hal penguasaan technology, skill ini akan memberikan kemampuan dan kompetensi dalam hal penguasaan IT dan Pemrograman  serta basic digital skills," ujarnya.

Dosen Progran Magister Manajemen STIE Pertiba, Ahmad Yani sebagai pembicara kedua, juga memberikan materi tentang kurikulum pendidikan tinggi bisnis untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas di era revolusi industri 4.0 dan bisnis digital.

Ia menjelaskan bahwa banyak skills yang akan hilang dengan kemajuan teknologi, sehingga tidak cukup hanya pengetahuan yang dikuasai secara teori saja, namun kemampuan dalam menguasai dan menyelesaikan masalah adalah hal penting yang menjadi syarat lulusan perguruan tinggi. 

Lulusan perguruan tinggi dituntut dan harus terbiasa dengan berpikir out of the box, sehingga kurikulum pun harus harus adaptif melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan tantangan  jaman," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019