Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan bersama ribuan warga Desa Air Bara Kabupaten Bangka Selatan menggelar tradisi "nganggung" atau makan bersama, sebagai upaya melestarikan budaya lokal daerah itu.
"Kita berharap tradisi ini dapat lebih mempererat tali silahturahmi, semangat gotong royong dan kekeluargaan masyarakat," kata Erzaldi Rosman Djohan di Desa Air Bara, Senin.
Ia mengatakan nganggung merupakan tradisi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dilakukan secara turun temurun untuk menyambut dan memperingati hari besar agama Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid, Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Tahun Baru Islam dan lainnya.
"Tradisi membawa berbagai makanan menggunakan dulang dan ditutupi tudung saji ini kemudian disantap bersama-sama di masjid yang masih terjaga dengan baik," ujarnya.
Menurut dia tradisi ini tidak hanya sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai bentuk rasa kekompakan, gotong royong dan saling tolong menolong antarwarga di daerah ini.
"Dengan adanya tradisi ini, warga yang kurang mampu dapat juga menikmati berbagai makanan lebaran yang dibawa warga lainnya," katanya.
H. Usman tokoh agama Bangka mengatakan nganggung merupakan jamuan makan bersama di masjid dimana masing-masing warga membawa makanan yang ditempatkan di dalam dulang (talam).
"Kami sendiri tidak tahu sejak kapan tradisi ini ada, namun yang pasti saya meneruskan apa yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan menurut saya ini kebiasaan baik yang mesti terus dilestarikan," katanya.
Menurut dia keunikan dari kegiatan nganggung ini yaitu makanan ditempatkan di dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji dan dulang tersebut hanya boleh dibawa kaum laki-laki ke masjid.
Semua dulang dijajarkan dengan rapi di dalam masjid, demikian juga para jamaah duduk bersila di depan dulangnya masing-masing. Setelah diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.
"Seluruh tamu harus menghabiskan makanan yang dihidangkan dan ini salah satu bentuk penghargaan kepada warga di daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kita berharap tradisi ini dapat lebih mempererat tali silahturahmi, semangat gotong royong dan kekeluargaan masyarakat," kata Erzaldi Rosman Djohan di Desa Air Bara, Senin.
Ia mengatakan nganggung merupakan tradisi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dilakukan secara turun temurun untuk menyambut dan memperingati hari besar agama Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid, Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Tahun Baru Islam dan lainnya.
"Tradisi membawa berbagai makanan menggunakan dulang dan ditutupi tudung saji ini kemudian disantap bersama-sama di masjid yang masih terjaga dengan baik," ujarnya.
Menurut dia tradisi ini tidak hanya sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai bentuk rasa kekompakan, gotong royong dan saling tolong menolong antarwarga di daerah ini.
"Dengan adanya tradisi ini, warga yang kurang mampu dapat juga menikmati berbagai makanan lebaran yang dibawa warga lainnya," katanya.
H. Usman tokoh agama Bangka mengatakan nganggung merupakan jamuan makan bersama di masjid dimana masing-masing warga membawa makanan yang ditempatkan di dalam dulang (talam).
"Kami sendiri tidak tahu sejak kapan tradisi ini ada, namun yang pasti saya meneruskan apa yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan menurut saya ini kebiasaan baik yang mesti terus dilestarikan," katanya.
Menurut dia keunikan dari kegiatan nganggung ini yaitu makanan ditempatkan di dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji dan dulang tersebut hanya boleh dibawa kaum laki-laki ke masjid.
Semua dulang dijajarkan dengan rapi di dalam masjid, demikian juga para jamaah duduk bersila di depan dulangnya masing-masing. Setelah diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.
"Seluruh tamu harus menghabiskan makanan yang dihidangkan dan ini salah satu bentuk penghargaan kepada warga di daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019