Sungailiat (ANTARA) - Peserta Ijtima Ulama Komisi Fatwa VIII Tahun 2024, Ahmad Imanuddin, mengaku mengagumi tradisi "Nganggung" yang disajikan pengurus Masjid Agung Sungailiat, Kabupaten Bangka.
Hal itu disampaikannya di Sungailiat, Kamis, saat melakukan wisata religi usai mengikuti rapat Ijtima Ulama Komisi Fatwa VIII di Pondok Pesantren Bahrum Ulum, Bangka.
"Tradisi Nganggung yang disajikan oleh pengurus Masjid Agung saya anggap cukup baik dan akan saya bawa ke daerah sebagai oleh-oleh sekaligus bahan acuan," kata Ahmad Imanuddin yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Kalimantan Utara.
Ia mengakui masyarakat Bangka dengan Kalimantan Utara ada kesamaan karena mayoritas suku Melayu. Kesamaan ini yang memudahkan untuk mengadopsi budaya yang dianggap baik.
Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari masing-masing rumah penduduk menuju tempat pertemuan besar yang dilakukan secara berbondong-bondong. Tempat pertemuan ini dapat berupa masjid, surau, langgar atau lapangan. Kegiatan dilakukan pada waktu-waktu tertentu, terutama pada perayaan agama Islam.
Tradisi Nganggung yang merupakan warisan leluhur yakni makan bersama-sama dengan beraneka makanan yang disajikan dan disusun dalam sebulan dulang atau talam.
Dia mengaku sudah dua kali melakukan kunjungan kerja ke Bangka Belitung, yang pertama waktu mengikuti Kongres Halal Internasional (KHI) MUI tahun 2022 dan kunjungan kerja kali ini mengikuti Ijtima Ulama Komisi Fatwa VIII.
Ia memberikan apresiasi kepada seluruh panitia dan pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi Bangka Belitung maupun Pemerintah Kabupaten Bangka yang telah maksimal dan sukses menjadi tuan rumah kegiatan tiga tahunan MUI.
"Kami cukup puas sebagai tamu dan ini membuktikan suksesnya kolaborasi antara panitia penyelenggara dengan pemerintah daerah," ujarnya.
Setelah melakukan kunjungan ke Masjid Agung Sungailiat, ratusan peserta Ijtima Ulama melanjutkan wisata religi di Pantai Tikus Emas Sungailiat yang merupakan salah satu destinasi pantai yang banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri.
Sementara pengurus Masjid Agung Sungailiat, Abdullah Aidid, mengatakan selain menyajikan hidangan dengan tradisi Nganggung, pihaknya akan membagikan sejumlah buka selayang pandang Masjid Agung Sungailiat kepada peserta Ijtima Ulama.
"Buku selayang padang Masjid Agung Sungailiat berisikan sejarah berdirinya masjid dengan tiga bahasa yakni, bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Indonesia," katanya.