Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengajak Umat Islam di Indonesia mengisi perkembangan semangat keagamaan dengan menjunjung nilai-nilai Islam Indonesia yang moderat.
"Semangat keagamaan di Indonesia meningkat luar biasa. Maka harus diisi dengan kemampuan berpikir Islami, tapi kita juga harus kembali kepada jiwa Islam Indonesia yang moderat, 'wasathiyah' atau jalan tengah," kata Kalla saat memberikan kuliah umum bertajuk "Mendidik Generasi Unggul Cendekia untuk Kemajuan Bangsa" di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, peningkatan semangat keagamaan Umat Islam di Indonesia patut diapresiasi. Hal itu antara lain dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan hijab di kalangan mahasiswi di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta.
"Di Institut Pertanian Bogor (IPB) 80 persen mahasiswinya berhijab, Universitas Indonesia (UI) kira-kira 60 persen (berhijab)," kata dia.
Menurut Kalla, masyarakat Indonesia patut bersyukur karena bisa hidup berdampingan kendati memiliki latar belakang etnis dan agama yang beragam.
Kondisi itu, kata dia, berbeda dengan negara-negara Islam di Timur Tengah yang sebagian besar justru saling berperang satu sama lain, seperti Arab Saudi yang berperang melawan Yaman, Irak dengan Syiria, Irak dengan Iran zaman dahulu, termasuk Afghanistan dan Libya.
"Yang aman hanya Tunisia, Maroko, sedikit Aljazair dan Indonesia (penduduk Muslim) yang terbesar. Kita bersyukur bahwa negeri ini negeri yang damai, maka persoalannya adalah bagaimana menjaga kedamaian itu," kata dia.
"Selama ini kita selalu belajar mencontoh. Sekarang kita harus tidak lagi mencontoh Saudi, tidak lagi mencontoh Yaman, tidak lagi mencontoh Irak, Iran, Libya," katanya.
Oleh sebab itu, kata Kalla, kembali pada nilai-nilai Islam "wasathiyah" atau moderat akan mengantarkan Indonesia menuju negara yang maju dan damai.
"Tidak ada situasi negara yang maju tanpa kedamaian," kata Jusuf Kalla.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Semangat keagamaan di Indonesia meningkat luar biasa. Maka harus diisi dengan kemampuan berpikir Islami, tapi kita juga harus kembali kepada jiwa Islam Indonesia yang moderat, 'wasathiyah' atau jalan tengah," kata Kalla saat memberikan kuliah umum bertajuk "Mendidik Generasi Unggul Cendekia untuk Kemajuan Bangsa" di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, peningkatan semangat keagamaan Umat Islam di Indonesia patut diapresiasi. Hal itu antara lain dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan hijab di kalangan mahasiswi di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta.
"Di Institut Pertanian Bogor (IPB) 80 persen mahasiswinya berhijab, Universitas Indonesia (UI) kira-kira 60 persen (berhijab)," kata dia.
Menurut Kalla, masyarakat Indonesia patut bersyukur karena bisa hidup berdampingan kendati memiliki latar belakang etnis dan agama yang beragam.
Kondisi itu, kata dia, berbeda dengan negara-negara Islam di Timur Tengah yang sebagian besar justru saling berperang satu sama lain, seperti Arab Saudi yang berperang melawan Yaman, Irak dengan Syiria, Irak dengan Iran zaman dahulu, termasuk Afghanistan dan Libya.
"Yang aman hanya Tunisia, Maroko, sedikit Aljazair dan Indonesia (penduduk Muslim) yang terbesar. Kita bersyukur bahwa negeri ini negeri yang damai, maka persoalannya adalah bagaimana menjaga kedamaian itu," kata dia.
"Selama ini kita selalu belajar mencontoh. Sekarang kita harus tidak lagi mencontoh Saudi, tidak lagi mencontoh Yaman, tidak lagi mencontoh Irak, Iran, Libya," katanya.
Oleh sebab itu, kata Kalla, kembali pada nilai-nilai Islam "wasathiyah" atau moderat akan mengantarkan Indonesia menuju negara yang maju dan damai.
"Tidak ada situasi negara yang maju tanpa kedamaian," kata Jusuf Kalla.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019