Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Abdul Fatah memastikan tidak ada pemukulan dan penganiayaan yang dialaminya dalam kerusuhan penertiban tambang ilegal di kawasan hutam pantai Tanjung Siantu, Sijuk, Kabupaten Belitung.

"Saya tidak dipukul, hanya didorong saja sampai saya terjatuh. Iya ini mengganggu sedikit psikologis saya," kata Abdul Fatah, usai menghadiri rapat dengar pendapat terkait insiden tersebut, di DPRD Babel, Kamis.

Ia mengatakan, insiden tersebut terjadi karena kurangnya koordinasi dan para anggota Satpol PP Babel yang turun ke lokasi saat penertiban, tidak membawa alat keamanan diri.

"Saat di lokasi memang para anggota Pol PP tidak membawa senjata apapun, memegang kayu atau pentungan juga tidak sehingga saat ada kerusuhan dari para penambang, mereka lari kocar kacir menyelamatkan diri," ujarnya.

Abdul Fatah mengakui kejadian tersebut baru pertama kali dialaminya dan yang membuatnya harus turun ke lokasi karena hanya ingin mengetahui bagaimana praktek penertiban tambang ilegal yang dilakukan oleh Satpol PP.

"Ini pertama kali saya turun ke lokasi saat penertiban TI. Kurangnya koordinasi memang persoalan kunci yang menyebabkan malapetaka itu," ujarnya.

Aparat kepolisian diharapkan dapat menindaklanjuti proses hukum dari insiden tersebut agar para pelaku bisa diadili dan kejadian seperti itu tidak lagi terjadi di kemudian hari.

"Jika kedepan koordinasi sudah baik dan situasi sudah kondusif, saya akan turun lagi dalam penertiban kegiatan ilegal," ujarnya.

Kepala Satpol PP Babel, Yamoa Harefa mengatakan, dalam melakukan penertiban tambang ilegal tersebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui Satpol PP Belitung, beberapa Dinas terkait, tim intelijen hingga staff kecamatan tingkat terendah.

"Tidak hanya Satpol PP saja yang turun. Ada tim terpadu dari Pemprov Babel, Penyidik dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan dan Dinas Kesehatan Belitung karena para anggota hanya menghina di tenda atau camp, bukan di hotel," ujarnya.

Dalam penertiban ini Satpol Babel menerjunkan 80 anggota bersama 4 orang anggota polisi kehutanan (Polhut). Namun karena tidak dibekali alat keamanan, saat ada kerusuhan, 20 orang anggota Satpol PP terluka dan mengalami penganiayaan. 

"Kita sudah sampaikan kronologis kejadiannya dan anggota kita sudah ada yang melapor ke Polres Belitung dan Polda Babel, hanya dari Reskrim Polda ingin menunggu perkembangan dari Polres Belitung untuk penyidikan," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019