Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman membahas hasil survey kajian potensi produk unggulan dan UMKM Bangka Belitung sekaligus memberi masukan tentang kajian potensi produk unggulan dan UMKM pariwisata Bangka Belitung pada acara Focus Group Discusion (FGD) yang digelar oleh Angin Impact di Menara Astra.

"Dari hasil survey lapangan oleh ANGIN Impact telah diperoleh hasil sementara yang didiskusikan untuk memperoleh langkah-langkah ke depan dalam rangka pengembangan potensi produk dan UKM kepariwisataan di Bangka Belitung," kata Erzaldi Rosman, di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, masyarakat Babel perlu mendapat bantuan dalam hal strategi dan pemasaran produk serta kolaborasi produk dengan kebijakan pemerintah yang sudah menggaungkan transformasi dari marine teritorism.  

"Pariwisata banyak terkait dengan produk-produk UMKM, ekonomi, dan kelestarian alam yang telah membaur. Ini harus dikemas sehingga ketika orang datang berpariwisata ke Babel, pertanyaannya tidak lagi what you think  melainkan what you do, what you see dan what you buy," ujarnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu perlunya pembuatan paket-paket wisata, pembinaan kepada pelaku-pelaku wisata dan kolaborasi produksi UMKM dan sektor pariwisata.

Hal ini harus digali lebih dalam lagi. Bagaimana mengkklaborasikan produk-produk UMKM dan tempat-tempat  pariwisata. Sebagai contoh, kesiapan dari biro perjalanan wisata dalam merancang dan menawarkan paket wisata dan kuliner.

Produk unggulan Babel seperti lada, madu, kerupuk, lempah kuning perlu dikaitkan dengan sektor pariwisata dan hasil olahan kehutanannya. Lada harus menjadi unggulan dan kita kaitkan dengan pariwisatanya.

"Intinya, disamping lada, juga ada madu, dan kita bisa kaitkan antara madu dengan kehutanan dan pariwisata. Untuk lada akan dikemas secara handmade sehingga bisa dijual Go International," ujarnya.

Sektor kuliner juga harus mendapat perhatian, contoh, lempah kuning atau Gangan di Belitung. Sebagai komoditi ini harus diangkat dan ditambah, dibuatkan kebijakan yang lebih kuat dan selanjutnya tinggal dibagi fokus berlaku dibagi oleh  siapa dan berlaku oleh siapa. Ini juga berlaku bagi produk-produk UMKM lainnya.

Erzaldi juga mengimbau dan mengajak pelaku-pelaku produk unggulan dan UMKM pariwisata untuk meningkatkan upaya menjual produk-produknya (termasuk pariwisata) ke luar Babel.

"Ayo kita kolaborasi untuk menjual produk-produk UKM dan pariwisata ke luar dan mengekspor ke pasar internasional," ujarnya.

Pihaknya juga berharap produk-produk unggulan Babel dan pariwisatanya bisa Go Internasional dengan kemasan dan promosi yang menjual. Untuk ekspor lada boleh memakai IG Babel melalui dua pelabuhan yaitu Bangka dan Belitung, tidak boleh lagi ekspor dari Surabaya, Jakarta dan Medan.

Untuk produk lokal harus sudah berbentuk hilirisasi, termasuk packaging untuk mencegah pencampuran. Strateginya, antara lain membatasi ekspor hanya dari Bangka dan Belitung , petani menjual ke koperasi dan memasarkan hanya satu pintu melalui KPB (Komunitas Pasar Bersama).

Dalam FGD ini Erzaldi berharap ANGIN Impact selaku pihak yang melakukan penelitian dan survey di Babel dapat memberikan masukan bagaimana upaya sinergi antara pemasaran secara massif produk-produk UMKM dan pariwisata  dengan kemajuan teknologi informatika (IT).

Hal ini segera dapat dilaksanakan, termasuk penghitungan exit survey melalui udara (Pangkalpinang dan Tanjung pandan) dan laut (Muntok), karena tahun 2021 ada program every week is an event.

"Babel memiliki potensi besar dalam pengembangan produk-produk unggulan dan pariwisata. Kedepannya kami akan memasukkan secara strategis seluruh stakeholders sehingga tahu permasalahannya," ujarnya.

Dalam acara ini Erzaldi didampingi Arie Primajaya Kepala Badan Penghubung Babel, tim Dinas Pariwisata Provinsi Babel, dan dihadiri oleh stakeholder Sekolah Seni Pangan, UNDP, KEHATI, TFCA dan Tree Group.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019