Dinas Kesehatan Bangka mendapat bantuan Rp11 miliar dari pemerintah pusat karena dinilai berhasil menurunkan kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak sehingga anak mengalami kekerdilan, tinggi badannya lebih rendah ketimbang tinggi badan rata-rata anak seusianya.

"Bantuan dana Rp11 miliar dari pemerintah pusat sebagai bentuk apresiasi keberhasilan pemerintah Kabupaten Bangka dalam menurunkan angka stunting tahun 2019," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Then Suyanti, di Sungailiat, Senin.

"Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencapai di bawah 20 persen atau di bawah ketetapan standar nasional sebesar 28 persen," kata dia mengenai angka kasus stunting di wilayah kerjanya.

Ia menjelaskan, bantuan dana dari pemerintah pusat akan dimanfaatkan untuk upaya-upaya penanganan masalah gizi di wilayah Bangka.

Percepatan penurunan stunting dilakukan dengan berbagai intervensi, termasuk penguatan sistem surveilans gizi dan respons cepat penanganan masalah gizi darurat, upaya perbaikan gizi, serta kampanye penerapan pola hidup bersih dan sehat.

Stunting disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penyakit, infeksi, kondisi ekonomi keluarga, pola pengasuhan yang kurang tepat dan kondisi lingkungan.

Masalah gizi itu membuat pertumbuhan anak terganggu sehingga tinggi badannya lebih rendah dibandingkan standar tinggi untuk anak seusianya. Stunting juga mengganggu perkembangan otak anak.

Kasus stunting bisa dicegah dengan mengupayakan pemenuhan nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak, penerapan pola hidup sehat dan pola pengasuhan yang baik, edukasi mengenai gizi dan inisiasi menyusui dini, dan imunisasi.
 

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019