Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan padi organik varietas sintanur dan hitam di Desa Kembuja, Kabupaten Bangka, untuk meningkatkan produksi beras petani daerah itu.

"Kami mengembangkan padi organik ini di lahan seluas 23,74 hektare," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan saat menghadiri penanaman perdana padi organik di Desa Kembuja, Selasa.

Ia mengatakan pengembangan tanaman padi organik varietas sintanur dan hitam ini juga akan dilakukan di Desa Zed, Labu, Paya Benua, dan Puding sehingga dapat meningkatkan produksi padi dan mengurangi ketergantungan beras impor untuk memenuhi konsumsi masyarakat yang tinggi.

Selain itu, pengembangan pertanian padi ini juga untuk menjaga stabilitas harga beras dan inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Bagi warga Desa Zed, Labu, Paya Benua, dan Puding dapat memanfaatkan sawah dan mengembalikan fungsinya setelah sudah lama dibiarkan saja, melalui pola korporasi dan prokades/kemitraan antara masyarakat dan swasta," ujarnya.

Ia berharap masyarakat tidak mengandalkan satu komoditas saja, karena sekarang, apa yang bisa di tanam, ditanam saja. Dan penanaman padi organik ini merupakan pertama di Bangka Belitung.

Selain ramah lingkungan, hasil yang didapat dari sistem ini, akan lebih maksimal. Setiap desa nanti dalam mengelola persawahan ini, melalui Dinas Pertanian Babel akan diberikan seorang pendampingan atau ahli persawahan organik.

Penanaman padi organik varietas padi sintanur dan padi hitam merupakan tata cara pembudidayaan padi yang menggunakan pupuk alami dan tidak mengandung pestisida sama sekali.

"Padi organik ini ramah lingkungan, karena sistem ini menitikberatkan pada kesehatan atau kualitas tanah sebagai media tanamnya," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020