Cut Vivi Ridha Utami (29), seorang ibu hamil warga Desa Drien Rampak, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (15/1) jelang tengah malam melahirkan secara tiba-tiba di kamar mandi ruang bersalin Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien (RSUCND) Meulaboh.
Informasi yang dihimpun hingga Kamis (16/1) malam, pasien tersebut diduga melahirkan saat akan buang air kecil di kamar mandi dan ditemani oleh sang suami. Namun informasi tersebut kemudian membuat heboh publik di Aceh Barat karena menduga kejadian tersebut merupakan kelalaian petugas.
“Pasien melahirkan secara tiba-tiba di kamar mandi ruang bersalin karena pengaruh obat kontraksi, saat kejadian pasien ditemani oleh suaminya sendiri. Petugas medis tidak lagi mendampingi di kamar mandi karena sudah ada suami pasien,” kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Susi, Kamis malam.
Menurutnya, informasi ibu hamil melahirkan di kamar mandi ruang bersalin karena diabaikan petugas adalah informasi yang sama sekali tidak benar dan keliru.
Ia menjelaskan, pasien yang melahirkan secara mendadak tersebut karena berdasarkan riwayat sebelumnya memang memiliki riwayat waktu melahirkan yang lebih cepat, sehingga melahirkan saat akan buang air kecil.
Pihaknya juga membantah bahwa pasien tidak mendapatkan penangana medis sehingga kemudian ibu hamil melahirkan di kamar mandi ruang bersalin rumah sakit.
Terkait dengan informasi yang menyebutkan bahwa bayi telah terlihat di jalan lahir tetapi diabaikan oleh petugas, kata Susi, hal itu tidak mungkin karena jika kepala bayi telah kelihatan, maka pasien tidak mungkin bisa berjalan ke kamar mandi.
“Pemeriksaan terhadap ibu hamil yang akan melahirkan lazimnya dilakukan selama empat jam sekali tergantung dari kondisi pasien. Kondisi pasien saat diperiksa oleh petugas medis juga tidak terlihat adanya tanda-tanda akan segera melahirkan anaknya,” kata Susi menambahkan
Manajemen RSUD Meulaboh menegaskan kejadian melahirkan seorang ibu hamil di kamar mandi ruang bersalin merupakan kejadian spontan, mengingat pasien menjalani masa kehamilan ketiga dan saat kejadian kondisi pasien diberi infus untuk perangsang kontraksi, katanya.
“Alhamdulillah kondisi bayi juga sehat dan normal,” kata Susi.
Sebelumnya, seorang keluarga pasien, Nurhabibi (52) kepada wartawan mengatakan peristiwa melahirkan pasien di kamar mandi rumah sakit terjadi karena diduga tidak mendapatkan tindakan medis dari bidan yang bertugas.
“Keponakan saya itu memang sudah mengerang kesakitan dan terlihat sudah ada tanda-tanda melahirkan. Namun, saat diberitahukan kepada bidan, petugas medis mengatakan jika pasien sudah diperiksa sekitar dua jam sebelumnya,” kata Nur Habibi.
Pihaknya juga mengaku kaget dengan kejadian ini sehingga pihak keluarga sempat memprotes kepada petugas terhadap kejadian tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
Informasi yang dihimpun hingga Kamis (16/1) malam, pasien tersebut diduga melahirkan saat akan buang air kecil di kamar mandi dan ditemani oleh sang suami. Namun informasi tersebut kemudian membuat heboh publik di Aceh Barat karena menduga kejadian tersebut merupakan kelalaian petugas.
“Pasien melahirkan secara tiba-tiba di kamar mandi ruang bersalin karena pengaruh obat kontraksi, saat kejadian pasien ditemani oleh suaminya sendiri. Petugas medis tidak lagi mendampingi di kamar mandi karena sudah ada suami pasien,” kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Susi, Kamis malam.
Menurutnya, informasi ibu hamil melahirkan di kamar mandi ruang bersalin karena diabaikan petugas adalah informasi yang sama sekali tidak benar dan keliru.
Ia menjelaskan, pasien yang melahirkan secara mendadak tersebut karena berdasarkan riwayat sebelumnya memang memiliki riwayat waktu melahirkan yang lebih cepat, sehingga melahirkan saat akan buang air kecil.
Pihaknya juga membantah bahwa pasien tidak mendapatkan penangana medis sehingga kemudian ibu hamil melahirkan di kamar mandi ruang bersalin rumah sakit.
Terkait dengan informasi yang menyebutkan bahwa bayi telah terlihat di jalan lahir tetapi diabaikan oleh petugas, kata Susi, hal itu tidak mungkin karena jika kepala bayi telah kelihatan, maka pasien tidak mungkin bisa berjalan ke kamar mandi.
“Pemeriksaan terhadap ibu hamil yang akan melahirkan lazimnya dilakukan selama empat jam sekali tergantung dari kondisi pasien. Kondisi pasien saat diperiksa oleh petugas medis juga tidak terlihat adanya tanda-tanda akan segera melahirkan anaknya,” kata Susi menambahkan
Manajemen RSUD Meulaboh menegaskan kejadian melahirkan seorang ibu hamil di kamar mandi ruang bersalin merupakan kejadian spontan, mengingat pasien menjalani masa kehamilan ketiga dan saat kejadian kondisi pasien diberi infus untuk perangsang kontraksi, katanya.
“Alhamdulillah kondisi bayi juga sehat dan normal,” kata Susi.
Sebelumnya, seorang keluarga pasien, Nurhabibi (52) kepada wartawan mengatakan peristiwa melahirkan pasien di kamar mandi rumah sakit terjadi karena diduga tidak mendapatkan tindakan medis dari bidan yang bertugas.
“Keponakan saya itu memang sudah mengerang kesakitan dan terlihat sudah ada tanda-tanda melahirkan. Namun, saat diberitahukan kepada bidan, petugas medis mengatakan jika pasien sudah diperiksa sekitar dua jam sebelumnya,” kata Nur Habibi.
Pihaknya juga mengaku kaget dengan kejadian ini sehingga pihak keluarga sempat memprotes kepada petugas terhadap kejadian tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020