Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung terus mengkampanyekan gerakan menekan angka stunting, melalui workshop penanganan stunting tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

"Permasalahan stunting jika dibiarkan akan menjadi beban yang sangat luar biasa bagi negara," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman saat mengisi paparan di workshop tersebut, di Pangkalpinang, Rabu.

Kegiatan  yang mengusung tema "Ayo Cegah dan Tangani Stunting Bersama untuk wujudkan generasi emas yang berkualitas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung".

Ia mengatakan, stunting merupakan perkara mudah jika sejak awal sudah diantisipasi atau ditangani. Oleh sebab itu dirinya mengajak masyarakat Babel untuk membasmi stunting di Babel ini.

"Ayo sama-sama kita membumi hanguskan stunting ini," ujarnya.

Salah satu cara untuk membumi hanguskan stunting, yaitu harus mempunyai tim yang kuat, mulai dari tingkat Provinsi, sampai ke tingkat RT, bahkan sampai ke tingkat dasawisma.

"Tahun ini, Provinsi mendapatkan bantuan dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 20 miliar. Kita gunakan untuk melawan stunting ini, dengan harapan stunting kita berkurang," ujarnya.

Pada tahun 2019, data stunting tercatat sebanyak 8.300 orang, dan tahun 2020 turun. Jika dilihat dari outputnya bagus. Namun jika dilihat dari kasusnya tidak turun, karena permasalahan stunting tidak bisa diobati. 

"Kita bisa bersama-sama melakukan pendampingan dan pengawasan dalam tumbuh kembang anak tersebut," ujarnya.

Dampak dari anak-anak terkena stunting adalah daya pikirnya lemah dan pertumbuhannya lambat. Dengan adanya penambahan gizi, maka akan meningkat daya pikirnya, akan tetapi stunting tidak hilang.

Penanganan stunting sendiri, salah satunya bisa dicegah pada saat proses kehamilan, yaitu dengan memakan makanan yang bergizi tinggi dan direncanakan dengan baik. Selain itu, sebelum menikah harus cukup umur, dan pemerintah mengeluarkan sertifikat menikah.

"Kita mengundang Profesor di kegiatan ini. Oleh sebab itu, stunting kita lawan, siapa yang melawan, ya diantaranya ibu-ibu kader PKK. Kita akan support lagi dari Dinas Pertanian dan Peternakan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Ketua TP PKK Bangka Belitung Melati Erzaldi mengatakan, kenapa PKK hadir dalam kegiatan ini, karena PKK merupakan kader penunjang langsung di keluarga, masyarakat, sehingga bisa menjelaskan permasalahan stunting dan penangananya.

"Jika bicara stunting, maka banyak ketidaktahuan masyarakat apa itu stunting. Oleh sebab itu, harus adanya edukasi. Kader-kader PKK di upgrade pengetahuannya dengan mengadakan workshop, seperti apa makanan yang harus dikonsumsi dan nantinya bisa menjelaskan ke masyarakat secara jelas," ujarnya.

Sebelumnya, Prof drh. Muhammad Rizal Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN Pusat selaku narasumber menegaskan, penanganan stunting bisa dilakukan pada saat proses kehamilan dengan memberikan asupan gizi yang seimbang dan pemahaman akan stunting kepada masyarakat. 

Adanya workshop ini, masyarakat akan paham tentang stunting, dan potensi lokal memenuhi kebutuhan gizinya. Peran dari suami sangat strategis dalam mendukung kesehatan ibu yang sedang hamil.

"BKKBN merasa ingin persoalan stunting ditangani semaksimal mungkin. Sebab, stunting terjadi karena ketidaktahuan masyarakat akan stunting," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020