Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyebutkan penularan Virus Corona merebak di negara-negara Asia belum mempengaruhi ekspor timah, lada putih, serta hasil perkebunan di provinsi tersebut.
"Kita belum menerima laporan penurunan atau penolakan ekspor hasil pertambangan dan perkebunan di negara-negara Asia," kata Kepala Disperindag Babel Sunardi saat melaporkan perkembangan perdagangan dalam dan luar negeri kepada Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah di Pangkal Pinang, Selasa.
Ia mengatakan selama ini komoditas timah, lada putih, karet, sawit, dan hasil perkebunan lainnya di Bangka Belitung kebanyakan diekspor ke Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong. Sementara ekspor komoditas pertambangan dan perkebunan di negara-negara ASEAN dan Eropa seperti China dam Belanda masih relatif kecil.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian, Bea Cukai, dan instansi lainnya untuk memastikan apakah kasus Virus Corona ini berdampak terhadap ekspor komoditas daerah ini," ujarnya.
Menurut dia, peningkatan atau penurunan ekspor hasil tambang dan perkebunan ini tergantung permintaan negara tujuan ekspor. Jadi merebaknya kasus Virus Corona ini di beberapa negara tidak mempengaruhi ekspor komoditas daerah ini yang masih normal.
"Ekspor ini tergantung permintaan negara tujuan dan ini terlihat dari surat keterangan asal barang yang dikeluarkan Bea Cukai dan Balai Karantina Pertanian di Indonesia," katanya.
Kepala BPS Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami menyebutkan nilai ekspor Bangka Belitung selama Desember 2019 sebesar 118,7 juta dolar AS atau meningkat dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya 111,1 juta dolar AS.
Ia mengatakan ekspor Babel pada Desember 2019 naik 6,81 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor komoditas timah naik 14,10 persen, sedangkan nontimah turun sebesar 16,89 persen.
"Apabila dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor Desember 2019 naik sebesar 61,99 persen. Peningkatan nilai ekspor didorong oleh naiknya ekspor timah sebesar 63,72 persen," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kita belum menerima laporan penurunan atau penolakan ekspor hasil pertambangan dan perkebunan di negara-negara Asia," kata Kepala Disperindag Babel Sunardi saat melaporkan perkembangan perdagangan dalam dan luar negeri kepada Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah di Pangkal Pinang, Selasa.
Ia mengatakan selama ini komoditas timah, lada putih, karet, sawit, dan hasil perkebunan lainnya di Bangka Belitung kebanyakan diekspor ke Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong. Sementara ekspor komoditas pertambangan dan perkebunan di negara-negara ASEAN dan Eropa seperti China dam Belanda masih relatif kecil.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian, Bea Cukai, dan instansi lainnya untuk memastikan apakah kasus Virus Corona ini berdampak terhadap ekspor komoditas daerah ini," ujarnya.
Menurut dia, peningkatan atau penurunan ekspor hasil tambang dan perkebunan ini tergantung permintaan negara tujuan ekspor. Jadi merebaknya kasus Virus Corona ini di beberapa negara tidak mempengaruhi ekspor komoditas daerah ini yang masih normal.
"Ekspor ini tergantung permintaan negara tujuan dan ini terlihat dari surat keterangan asal barang yang dikeluarkan Bea Cukai dan Balai Karantina Pertanian di Indonesia," katanya.
Kepala BPS Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami menyebutkan nilai ekspor Bangka Belitung selama Desember 2019 sebesar 118,7 juta dolar AS atau meningkat dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya 111,1 juta dolar AS.
Ia mengatakan ekspor Babel pada Desember 2019 naik 6,81 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor komoditas timah naik 14,10 persen, sedangkan nontimah turun sebesar 16,89 persen.
"Apabila dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor Desember 2019 naik sebesar 61,99 persen. Peningkatan nilai ekspor didorong oleh naiknya ekspor timah sebesar 63,72 persen," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020