Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memastikan Babel sudah berhasil memanajemeni inflasi dengan level paling rendah dalam sejarah ekonomi Babel, yakni 2,62 persen yang sebelumnya inflasi Babel merupakan yang tertinggi se-Indonesia.

"Sesuai dengan targetnya 2,5 persen plus minus 1 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Babel, Tantan Heroika saat menghadiri Pelantikan Pengurus ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Kepulauan Babel di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan, untuk tahun 2020, dengan adanya wabah virus corona cukup mempengaruhi bidang pariwisata. Untuk itu pemprov membuat kebijakan agar menggenjot wisatawan nusantara sebagai upaya mengembalikan perekonomian.

"Di tahun 2019 memang terasa sekali akibat dari perang dagang, harga timah sempat berada di USD 16.000/metric ton, biasanya pada level USD 20.000-an/metric ton, sehingga perekonomian di babel  tertarik turun," ujarnya. 

Namun dari pertumbuhan ekonomi di Babel, yang juga terdampak akibat perang dagang Cina dan Amerika di Tahun 2019 mencapai 3,32 persen, dimana pada tahun 2018 berhasil mencapai 4,45 persen dan tahun 2017 sebesar 4,47 persen.

Dalam kesempatan tersebut, Tantan Heroik juga memperkenalkan QRIS (QR Code Indonesian Standard) dalam waktu dekat, QRIS merupakan sistem pembayaran yang sifatnya inklusif dengan berbagai platform.

"QRIS yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan asosiasi otoritas jasa pembayaran. Kita menginginkan nanti sistem pembayaran digital yang sifatnya inklusif, sudah bukan eksklusif, sehingga perputaran uang akan lebih cepat lagi," ujarnya.

Hal ini tidak terlepas dengan perubahan perilaku masyarakat jaman modern, terutama kaum milenial yang jumlah populasinya saat ini lebih besar yang tidak lepas dari gadget dalam kesehariannya. 

"Untuk itu BI akan berusaha mendorong para pengusaha dan pedagang-pedagang kecil dapat menggunakan QRIS," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020