Jebus, Bangka Barat (Antara Babel) - Bupati Bangka Barat, Kapulauan Bangka Belitung, Zuhri M. Syazali, mencanangkan Desa Sungaibuluh menjadi desa mandiri.

"Kami harapkan pencanangan tersebut bisa memberikan motivasi kepada seluruh masyarakat Desa Sungaibuluh, Kecamatan Jebus, untuk bersama-sama mempercepat terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan warga desa setempat," kata Bupati Zuhri pada pencanangan desa mandiri Sungaibuluh di Jebus, Rabu.

Pada kesempatan itu, bupati memberikan apresiasi atas kebersamaan dan kekompakkan yang terjalin di masyarakat Desa Sungaibuluh dengan menjunjung motto desa yang bersih, aman, dan damai.

"Kami berharap motto desa bersih, aman, dan damai bisa menjadi modal awal untuk mewujudkan Desa Sungaibuluh menjadi desa yang mandiri," katanya.

Dalam sambutannya ia mengatakan mengenai persyaratan menjadi desa mendiri, yang terdiri atas empat indikator,  yakni warga sehat badannya, cerdas otaknya, tenang jiwanya, dan "tebal kantongnya" atau mandiri secara ekonomi.

Ia menjelaskan indikator dari sehat badannya dapat dilihat keberhasilan apabila di Desa Sungaibuluh itu dapat menekan angka kematian bersalin.

"Kami berharap indikator ini para bidan di desa tersebut proaktif melakukan kontrol kepada setiap ibu hamil, ke depan jangan ada lagi kematian ibu atau bayi," katanya.

Selain itu, dia mengajak masyarakat untuk memiliki komitmen menciptakan kebersihan lingkungan demi terwujudnya standar kesehatan.

Pada indikator cerdas otaknya, katanya, warga desa yang dicanangkan sebagai desa mandiri diharapkan ke depan tidak ada lagi anak putus sekolah sebelum menamatkan pendidikan, minimal tamat SMA.

"Pemkab sudah meresmikan program wajib belajar 12 tahun, salah satunya dengan menggratiskan biaya pendidikan dari tingkat SD hingga SMA/SMK, jadi ke depan tidak ada lagi alasan putus sekolah," kata dia.

Melalui program itu, katanya, kepala desa berserta perangkatnya proaktif mengontrol setiap warganya yang putus sekolah sebelum tamat SMU.

"Pejabat desa wajib menanyakan apa penyebab anak putus sekolah, beri motivasi kepada warga masyarakat yang anaknya putus sekolah mengingat ke depan ini persaingan begitu ketat," kata dia.

Mengenai indikator ketiga, yaitu tenang jiwanya, katanya, indikator itu selaras dengan motto Desa Sungaibuluh, yaitu ingin menciptakan kondisi lingkungan yang aman dan damai, yang artinya tidak ada tindakan kriminalitas di daerah itu.

Indikator ketiga, kata dia, dapat dilihat berapa banyak warga Sungaibuluh yang melakukan ibadah. Hal itu merupakan tugas para dai bina desa yang harus proaktif memotivasi warga agar lebih tenang jiwanya, selain penjagaan keamanan lingkungan melalui pengaktifan pos keamanan lingkungan.

Indikator "tebal kantongnya" atau mandiri secara ekonomi sebagai, katanya, sekitar 40 persen masyarakat Sungaibuluh bermata pencaharian sebagai petani, pekebun, dan hidup dari sektor perikanan.

"Untuk itu kami berharap mulai sekarang warga harus duduk bersama membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk menciptakan pendapatan yang siginifikan untuk jangka panjang," katanya.

Mulai saat ini, katanya, masyarakat meninjau kebutuhan lahan garapan dan para nelayan harus berani memperluas ruang tangkapannya.

"Tidak hanya mencari ikan di pinggiran," kata dia.

Untuk mencapai semua itu, katanya, pemkab akan memfasilitasi berbagai upaya masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian di desa tersebut.


Pewarta: Oleh Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014