Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dibantu PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mengevakuasi seekor harimau sumatera liar yang terjerat di dalam konsesi hutan tanaman industri perusahaan tersebut di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
“Hasil pengamatan tim medis kami menunjukkan luka yang dialami harimau cukup dalam di kaki kanan depan akibat jerat,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan pihaknya mendapat laporan dari PT RAPP bahwa ada harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) terjerat pada Sabtu (28/3) sore. Tim Rescue dan medis BBKSDA Riau langsung bergerak ke lokasi, namun lokasi kejadian cukup jauh sehingga tim baru bisa membebaskan harimau dari jerat itu pada Minggu (29/3).
Menurut dia, tempat terjeratnya harimau di daerah Semenanjung Kampar, tepatnya di konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) RAPP Blok Meranti, Kabupaten Pelalawan.
Tim bergerak ke lokasi kejadian melewati jalan darat sekitar 60 kilometer hingga di pinggir kanal perusahaan, dan melanjutkan perjalanan melewati kanal sejauh dua kilometer. Dari tepi kanal, tim melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sejauh 500 meter hingga menemukan harimau terjerat itu.
Hasil observasi terhadap harimau, lanjutnya, menunjukan bahwa satwa dilindungi tersebut berkelamin betina yang diperkirakan berusia di bawah lima tahun. Harimau tersebut memiliki panjang badan 170 centimeter, dan berat 85-90 kilogram.
“Harimau diperkirakan sudah tiga hari terjerat,” ujarnya.
Karena pertimbangan luka harimau cukup parah, maka BBKSDA Riau mengevakuasi harimau tersebut ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Sumatera Barat, yang dikelola oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo.
“Atas pertimbangan untuk pengobatan dan penyelamatan, maka harimau tersebut dievakuasi ke PRHSD,” katanya.
Tim berangkat dari Estate Meranti menuju PRHSD melalui jalan darat dengan estimasi perjalanan selama 18 jam. “Kami telah berkoordinasi dg pihak BKSDA Sumbar untuk proses serah terima harimau sumatera tersebut, dan direncanakan akan bertemu di perbatasan Riau - Sumbar,” katanya.
Sementara itu, Manajer Komunikasi RAPP Budhi Firmansyah, menyatakan RAPP sangat berterimakasih atas respon cepat team BBKSDA Riau atas laporan yang disampaikan. Perusahaan juga prihatin dan menyayangkan bahwa masih ada oknum atau kelompok yang tak bertanggung jawab melakukan tindakan yang dilarang dan melanggar hukum tersebut.
Perusahaan senantiasa bekerjasama dengan pihak berwajib agar pelakunya dapat ditangkap dan mempertanggung jawabkan perbuatannya sesuai undang-undang yang berlaku.
Guna perlindungan terhadap satwa di sekitar operasional perusahaan, RAPP selalu berusaha meningkatkan kemampuan personil Tim Penanggulangan Konflik Satwa Liar (TPK SL) yang telah dibentuk perusahaan dengan memberikan Pelatihan Mitigasi Konflik Manusia dan Satwa Liar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
“Hasil pengamatan tim medis kami menunjukkan luka yang dialami harimau cukup dalam di kaki kanan depan akibat jerat,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan pihaknya mendapat laporan dari PT RAPP bahwa ada harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) terjerat pada Sabtu (28/3) sore. Tim Rescue dan medis BBKSDA Riau langsung bergerak ke lokasi, namun lokasi kejadian cukup jauh sehingga tim baru bisa membebaskan harimau dari jerat itu pada Minggu (29/3).
Menurut dia, tempat terjeratnya harimau di daerah Semenanjung Kampar, tepatnya di konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) RAPP Blok Meranti, Kabupaten Pelalawan.
Tim bergerak ke lokasi kejadian melewati jalan darat sekitar 60 kilometer hingga di pinggir kanal perusahaan, dan melanjutkan perjalanan melewati kanal sejauh dua kilometer. Dari tepi kanal, tim melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sejauh 500 meter hingga menemukan harimau terjerat itu.
Hasil observasi terhadap harimau, lanjutnya, menunjukan bahwa satwa dilindungi tersebut berkelamin betina yang diperkirakan berusia di bawah lima tahun. Harimau tersebut memiliki panjang badan 170 centimeter, dan berat 85-90 kilogram.
“Harimau diperkirakan sudah tiga hari terjerat,” ujarnya.
Karena pertimbangan luka harimau cukup parah, maka BBKSDA Riau mengevakuasi harimau tersebut ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Sumatera Barat, yang dikelola oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo.
“Atas pertimbangan untuk pengobatan dan penyelamatan, maka harimau tersebut dievakuasi ke PRHSD,” katanya.
Tim berangkat dari Estate Meranti menuju PRHSD melalui jalan darat dengan estimasi perjalanan selama 18 jam. “Kami telah berkoordinasi dg pihak BKSDA Sumbar untuk proses serah terima harimau sumatera tersebut, dan direncanakan akan bertemu di perbatasan Riau - Sumbar,” katanya.
Sementara itu, Manajer Komunikasi RAPP Budhi Firmansyah, menyatakan RAPP sangat berterimakasih atas respon cepat team BBKSDA Riau atas laporan yang disampaikan. Perusahaan juga prihatin dan menyayangkan bahwa masih ada oknum atau kelompok yang tak bertanggung jawab melakukan tindakan yang dilarang dan melanggar hukum tersebut.
Perusahaan senantiasa bekerjasama dengan pihak berwajib agar pelakunya dapat ditangkap dan mempertanggung jawabkan perbuatannya sesuai undang-undang yang berlaku.
Guna perlindungan terhadap satwa di sekitar operasional perusahaan, RAPP selalu berusaha meningkatkan kemampuan personil Tim Penanggulangan Konflik Satwa Liar (TPK SL) yang telah dibentuk perusahaan dengan memberikan Pelatihan Mitigasi Konflik Manusia dan Satwa Liar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020