Jakarta (ANTARA Babel) - Satu studi baru-baru ini menyatakan bahwa petir terkait dengan meningkatnya risiko sakit kepala dan migrain.

Penemuan ini dapat membantu penderita sakit kepala kronis untuk memprediksi munculnya sakit kepala dan migrain. Mereka juga dapat melakukan terapi pencegahan, ujar para ilmuwan dari University of Cincinnati.

Studi ini menemukan bahwa para penderita sakit kepala kronis mengalami peningkatan risiko sakit kepala hingga 31 persen dan 28 persen untuk migrain, pada saat petir menyambar sekitar 25 mil dari rumah mereka.

"Kami menggunakan metode matematika untuk mengetahui apakah petir adalah penyebab meningkatnya frekuensi sakit kepala, atau apakah ada faktor lain terkait dengan badai petir," ujar salah satu kepala penelitian, Dr. Vincent Martin, pada siaran pers yang dikutip Health.com.

Martin adalah seorang ahli sakit kepala dan profesor dari University of Cincinnati.

"Kami menemukan adanya peningkatan risiko sakit kepala hingga 19 persen pada saat petir seringkali menyambar," ujar Martin.

Dia menambahkan bahwa tim penelitiannya menemukan bahwa petir memiliki efek unik terhadap sakit kepala.

"Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari petir bisa memicu sakit kepala. Selain itu, petir menghasilkan peningkatan polutan udara seperti ozon dan dapat menyebabkan pelepasan spora jamur yang dapat mengakibatkan migrain," kata Martin.

Pewarta:

Editor : Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013