Sebuah unggahan di media sosial Facebook baru-baru ini jadi perhatian warganet karena menyebutkan antibiotik diklaim dapat menyembuhkan virus corona.
Pada lini masanya, sang pemilik akun Facebook menyebut para dokter di Italia mengungkapkan kematian pasien COVID-19 bukan disebabkan oleh virus, melainkan berasal dari bakteri.
Bakteri disebut punya kemampuan menggumpalkan darah penderita COVID-19. Darah yang tidak mengalir itu akan mengganggu penyaluran oksigen pada jantung serta paru-paru. Akibatnya, pasien tersebut meninggal karena tidak bisa bernafas.
Informasi yang diklaim berasal dari Kementerian Kesehatan Italia itu juga menjelaskan cara ampuh untuk menyembuhkan corona bukan lagi menggunakan ventilator, tetapi dengan antibiotik, anti-inflamasi, dan antikoagulan.
Berikut untaian narasi yang turut dimuat di akun Facebook tersebut:
"Setelah mengetahui diagnosis ini, Kementerian Kesehatan Italia segera mengubah protokol pengobatan Covid-19 ... dan mulai memberikan kepada pasien positif mereka *Aspirin 100mg dan Apronax atau Paracetamol*...,
hasilnya : pasien mulai pulih dan hadir perbaikan dan Departemen Kesehatan merilis dan mengirim pulang lebih dari 14.000 pasien dalam satu hari".
Namun, benarkah antibiotik ampuh untuk mengobati COVID-19?
Penjelasan:
Direktur rumah sakit LNJP Delhi, India Suresh Kumar, melalui artikel "Fact Check: Blood clot the main reason for Covid-19 death, claims conspiracy theory" yang disiarkan media India Today pada 25 Mei 2020, membantah narasi yang menyatakan antibiotik ampuh obati virus corona.
"Secara ilmiah, tidak ada peran antibiotik dalam mengobati penyakit akibat virus corona," kata dia.
Suresh Kumar kemudian menjelaskan antibiotik memang diberikan kepada para pasien COVID-19, tapi untuk melawan infeksi bakteri sekunder atau kolateral.
Bakteri sekunder merupakan bakteri yang dapat hidup berdampingan dengan virus corona. Hanya saja, antibiotik itu tidak efektif melawan COVID-19.
Klaim : Antibiotik ampuh obati virus corona
Rating : Salah/Disinformasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020