Pangkalpinang (ANTARA) - Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat jenis antibiotik sering kita temui di apotik-apotik bahkan di warung pun juga pernah kita temui. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat yang masih minim terkait antibiotik.
Masih banyak ditemukan perilaku yang salah dalam penggunaan antibiotik yang menjadi resiko terjadinya resistensi antibiotik, diantaranya adanya anggapan yang salah bahwa antibiotik adalah obat dari semua jenis penyakit dan lalai dalam menyelesaikan terapi antibiotiknya. Selain itu juga resistensi antibiotik disebabkan dari tenaga kesehatan yang meresepkan antibiotik secara berlebihan.
Penggunaan antibiotik harus sesuai dengan masa terapinya dan sesuai dengan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik. Oleh karena itu, antibitotika masuk ke dalam golongan obat keras dan dapat diperoleh harus dengan resep dan anjuran dokter. Bila menggunakan antibiotik tidak secara bijak, maka akan menyebabkan resistensi antibiotik.
Apa itu resistensi antibiotik?
Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika antibiotik tidak lagi efektif dalam membunuh bakteri yang menginfeksi tubuh. Resistensi antibiotik menyebabkan bakteri tetap berkembang biak dan sulit diobati. Akibatnya, penderita dapat mengalami komplikasi yang berat, bahkan kematian.
Faktor risiko resistensi antibiotik
Berikut kondisi-kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami resistensi antibiotik adalah:
Minum antibiotik walaupun penyakit yang diderita bukan disebabkan oleh infeksi bakteri, misalnya batuk pilek yang biasanya disebabkan oleh virus, Mengonsumsi antibiotik tidak teratur, misalnya dengan memberi jeda waktu 1–2 hari, Tidak menghabiskan antibiotik sesuai waktu yang disarankan oleh dokter dan Menggunakan antibiotik untuk hewan ternak.
Gejala dari Resistensi antibiotik sendiri seperti, demam,diare lebih dari 3 hari, batuk disertai sesak nafas, mual muntah, mudah lelah dan mulut kering.
Pencegahan resistensi antibiotik
Untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengonsumsi antibiotik dengan benar dan sesuai resep dokter
2. Tidak berbagi antibiotik atau menggunakan antibiotik sisa orang lain
3. Mencuci tangan dengan benar dan rutin, terutama sebelum makan atau setelah menggunakan toilet
4. Menghindari kontak dengan orang sakit
5. Menyimpan bahan makanan dengan benar
6. Memasak makanan hingga benar-benar matang
7. Menjaga sanitasi rumah dan lingkungan, menghindari kontak atau tidak bersalaman dengan orang yang terkena infeksi
8. Melakukan hubungan seksual yang sehat
9. Melakukan imunisasi sesuai jadwal
Nah bagaimana cara penggunaan antibiotik yang tepat agar tidak terjadinya resistensi terhadap antibiotik?
Berikut cara penggunaan antibiotik yang tepat:
1. Konsultasikan dengan Dokter
Hindari membeli antibiotik tanpa resep dokter.
2. Diagnosa yang Akurat
Pastikan antibiotik digunakan untuk infeksi bakteri, bukan virus atau jamur.
3. Habiskan Sesuai Aturan
Jangan berhenti minum antibiotik sebelum habis, meskipun gejala telah mereda.
4. Jangan Menyimpan Sisa Obat
Hindari menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah.
5. Jangan Memberikan kepada Orang Lain
Antibiotik yang diresepkan untuk seseorang tidak boleh diberikan kepada orang lain.
*) Penulis adalah Siti Nurkumalasari, mahasiswa Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
Opini Kite
Mengenal resistensi antibiotik dan cara mencegahnya
Oleh Siti Nurkumalasari *) Senin, 23 September 2024 12:27 WIB