Yerusalem (Antara Babel) - Menteri Lingkungan Hidup Israel, Amir Peretz, pada Minggu mengatakan mengundurkan diri terkait kebijakan sosial Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, langkah yang berpotensi memukul stabilitas pemerintahan koalisi.
Berbicara dalam rapat mingguan kabinet, Peretz mengatakan bahwa negara sedang mengalami "gempa bumi" di semua bidang -- diplomatik, sosial dan keuangan" serta menuding Netanyahu tidak bertanggung jawab.
Pernyataan itu disampaikan melalui perempuan juru bicaranya.
Peretz mengajukan surat permohonan pengunduran dirinya secara resmi pada Minggu, kata juru bicara itu kepada AFP.
Mantan kepala Serikat Buruh Histadrut yang kuat, yang meninggalkan partai Buruh untuk bergabung dengan partai Menteri Kehakiman Tzipi Livni, Ha Tnuah, sebelum pemilu terakhir, telah menjadi kritikus tajam atas kebijakan-kebijakan sosial Netanyahu.
Ia juga menyampaikan kekhawatirannya atas kurangnya kemajuan politik dengan Palestina sejak putaran terakhir perundingan damai yang gagal pada April.
Peretz juga mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung anggaran negara yang harus disetujui parlemen pada Senin.
"Saya sudah melakukan semua yang bisa saya kerjakan untuk memajukan proses diplomasi dan memperjuangkan nasib warga Israel," ia menulis di halaman Facebook pada Sabtu.
Ia mengatakan bahwa terjadi "kemerosotan" di segala bidang -- diplomatik, sosial dan ekonomi.
"Saya tidak berminat untuk melanjutkan melayani kebijakan-kebijakan Netanyahu, yang sudah menjadi tawanan dari kelompok sayap kanan," katanya
Ketua oposisi Isaac Herzog yang mengetuai Partai Buruh, menyambut pengunduran diri Peretz dan menyebutnya sebagai "Awal dari suatu akhir" bagi pemerintah.
Peretz adalah menteri kedua yang keluar dari pemerintah dalam bulan ini setelah Menteri Dalam Negeri Gideon Saar, yang berasal dari Partai Likud dari Netanyahu, juga mundur dari kancah politik dengan mengatakan bahwa ia ingin memberikan waktu yang lebih banyak bagi keluarganya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
Berbicara dalam rapat mingguan kabinet, Peretz mengatakan bahwa negara sedang mengalami "gempa bumi" di semua bidang -- diplomatik, sosial dan keuangan" serta menuding Netanyahu tidak bertanggung jawab.
Pernyataan itu disampaikan melalui perempuan juru bicaranya.
Peretz mengajukan surat permohonan pengunduran dirinya secara resmi pada Minggu, kata juru bicara itu kepada AFP.
Mantan kepala Serikat Buruh Histadrut yang kuat, yang meninggalkan partai Buruh untuk bergabung dengan partai Menteri Kehakiman Tzipi Livni, Ha Tnuah, sebelum pemilu terakhir, telah menjadi kritikus tajam atas kebijakan-kebijakan sosial Netanyahu.
Ia juga menyampaikan kekhawatirannya atas kurangnya kemajuan politik dengan Palestina sejak putaran terakhir perundingan damai yang gagal pada April.
Peretz juga mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung anggaran negara yang harus disetujui parlemen pada Senin.
"Saya sudah melakukan semua yang bisa saya kerjakan untuk memajukan proses diplomasi dan memperjuangkan nasib warga Israel," ia menulis di halaman Facebook pada Sabtu.
Ia mengatakan bahwa terjadi "kemerosotan" di segala bidang -- diplomatik, sosial dan ekonomi.
"Saya tidak berminat untuk melanjutkan melayani kebijakan-kebijakan Netanyahu, yang sudah menjadi tawanan dari kelompok sayap kanan," katanya
Ketua oposisi Isaac Herzog yang mengetuai Partai Buruh, menyambut pengunduran diri Peretz dan menyebutnya sebagai "Awal dari suatu akhir" bagi pemerintah.
Peretz adalah menteri kedua yang keluar dari pemerintah dalam bulan ini setelah Menteri Dalam Negeri Gideon Saar, yang berasal dari Partai Likud dari Netanyahu, juga mundur dari kancah politik dengan mengatakan bahwa ia ingin memberikan waktu yang lebih banyak bagi keluarganya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014