PT Timah Tbk terus mengoptimalkan posisi arus kas dalam menjaga kesehatan keuangan, guna meningkatkan kinerja anggota holding industri pertambangan tersebut di tengah pendemi COVID-19 dan perang dagang China dan Amerika Serikat.

"Cashflow perusahaan pada triwulan I sangat baik dimana arus kas operasi positif Rp1,3 triliun dengan posisi saldo kas akhir Rp934 miliar," kata Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Wibisono di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan prognosa kinerja PT Timah triwulan II 2020 menunjukkan trend yang positif. Hal ini ditandai dengan kembali lancarnya arus kas perseroan dan konsistensinya dalam pelunasan kewajiban hutang. 

"Hingga triwulan II tahun ini, PT Timah terus mengoptimalkan posisi arus kas untuk menjaga keesehatan posisi keuangan sekaligus mengurangi beban bunga," ujarnya.

Menurut dia sebelumnya, kinerja PT Timah sempat terkoreksi dampak dari perang dagang (trade war) antara China dan AS, serta pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya permintaan logam timah dunia.

"Kita terus berusaha aktif melakukan rencana bisnis untuk meningkatkan profitabilitas. Prognosa Kinerja sd Semester I 2020 mengalami peningkatan secara signifikan  baik dari segi laba kotor, EBITDA maupun laba bersih di triwulan II jika dibandingkan dengan kinerja triwulan I 2020," katanya.

Selain itu perseroan juga berhasil menjaga arus kas positif dari operasional guna menjaga kesehatan posisi keuangan sekaligus mengurangi outsanding pinjaman yang berimplikasi pada penurunan beban bunga.

Ia menambahkan, PT Timah telah memiliki sejumlah strategi untuk menghadapi kondisi pasar yang belum stabil ini diantaranya melakukan manajemen biaya, dengan menurunkan biaya produksi per unit melalui perolehan biji timah yang lebih selektif dan kompetitif.  Mengoptimalkan persediaan termasuk penglogaman backlog, melakukan skema kerjasama dengan mitra yang lebih menguntungkan. Serta melakukan upgrade teknologi dan optimalisasi aset lainnya.

"Kita juga melakukan efisiensi beban operasional dan beban lainnya sampai dengan 30 %  dari biaya operasional perseroan,” katanya.

Ia mengatakan upaya efisiensi dilakukan dengan penghematan biaya maintenance dan optimasi pemakaian suku cadang dan biaya bahan bakar dengan selektif menggunakan peralatan penambangan yang berkinerja prima untuk efektifitas.

Melakukan reprofilling pinjaman melalui Supply Chain Financing (SCF) untuk menjaga term of payment perseroan agar lebih besar dibandingkan AR Collection.

"Upaya untuk membukukan arus kas positif melalui efisiensi biaya modal dengan memprioritaskan anggaran belanja modal yang terkait langsung dengan produksi, menunda proyek pengembangan usaha, mempercepat proses restitusi pajak dan penagihan piutang usaha (receivable turnover),” katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020