Pangkalpinang (Antra Babel) - Jumlah petani budi daya ikan air tawar di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai berkurang karena harga pakan yang tinggi.

"Harga pakan saat ini cukup tinggi berkisar Rp300 ribu dari sebelumnya Rp240 ribu per kampil (30 kilogram), sehingga petani lebih memilih mencari pekerjaan lain dibanding membudidayakan ikan air tawar," kata Kepala Balai Benih Ikan Lokal, Teguh Sutoto di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan, harga pakan yang tinggi tidak diimbangi dengan harga jual ikan air tawar sehingga petani sering mengalami kerugian saat menjual ikan hasil produksinya.

"Biaya untuk pembudidayaan cukup besar sementara harga jual ikan tetap saja rendah. Karena sering mengalami kerugian petani mulai beralih mencari usaha lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Menurut dia, harga pakan bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun sehingga banyak petani yang mengeluh dan gagal dalam pembudidayaan ikan.

"Dalam situasi seperti itu petani diimbau agar menggunakan pakan tambahan, seperti menggunakan usus ayam, sisa-sisa roti dan lainnya yang dapat dijadikan pakan guna menghemat pengeluaran," ujarnya.

Selanjutnya, menurut dia, petani jangan hanya mengandalkan pelet sebagai pakan, selain juga harus mengetahui harga ikan di pasaran agar tidak mengalami kerugian.

"Pemberian pelet dilakukan pagi hari dan sorenya diberi pakan tambahan, dan jangan lupa membersihkan kolam secara rutin serta memperhatikan siklus air," ujarnya.

Pewarta: Oleh: Mulki

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014