Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membentuk komite penentu harga lada (PHL), sebagai langkah pemerintah daerah menjaga stabilitas harga komoditas ekspor itu pasar global.

"Kami berharap dengan pembentukan tim komite PHL ini dapat mengembalikan kejayaan lada putih di pasar dunia," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Babel, Deki Susanto di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan pembentukan tim komite PHL yang terdiri dari berbagai komponen masyarakat, mulai dari perwakilan Dinas Perindustrian Perdagangan Babel, Dinas Pertanian Babel, Dinas Kominfo Babel, BUMD Babel, perwakilan petani, perwakilan eksportir, dan kalangan akademisi untuk memperkuat tata kelola pemasaran komoditas ekspor ini.

"PHL ini untuk mendapatkan harga acuan lada di Provinsi Kepulauan Babel yang akan dijadikan sebagai acuan oleh Kantor Pemasaran Bersama Lada (KPB) dalam melakukan tata kelola pemasaran lada putih di daerah ini," ujarnya.

Menurut dia, nantinya tim ini akan melakukan rapat secara rutin dalam menentukan harga lada acuan KPB, dengan mempertimbangakan berbagai faktor, seperti HPP petani lada, Harga dunia Lada, faktor iklim, faktor panen, jumlah produksi lada, kurs mata uang dunia dan "supply and demand".

“Jadi semua faktor yang berpotensi mempengaruhi harga lada akan dijadikan pertimbangan dengan azas kewajaran,” katanya.

Ia menyatakan kedepannya harga lada dapat membantu petani, pedagang, dan pasar komoditi (bursa) lada untuk memanfaatkan harga tersebut, sebagai acuan harga lada di Bangka Belitung.

"Kita bersama tim komite PHL telah membahas penentuan harga lada yang menguntungkan petani, sehingga petani kembali bergairah meningkatkan produksi dan kualitas lada ini," katanya.

Direktur BUMD Bumi Bangka Belitung Sejahtera (B3S), Saparuddin mengatakan untuk saat ini tim bisa membuat harga di tingkat petani untuk kepentingan acuan harga bursa saja.

Dalam harga acuan harus ada harga untuk pembelian di tingkat petani dan untuk acuan sendiri harus ada beberapa yang sudah dipetakan di antaranya harga perolehan, kemudian harga pasar dari instasi pemerintah yang setiap hari dicek ke petani lada, pengepul, dan gudang.

"Untuk menentukan harga lada Babel, perlu ada acuan harga lada yang pasti, selain itu ditambah lagi komponen lainnya yaitu harga pokok produksi petani, kualitas dan mutu lada (IG), kurs dolar, stok, dan kondisi musim panen negara produsen lada tersebut," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020