Sebanyak 33 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengikuti pelatigan kerajinan lodi nipah lanjutan, di UPTD Balatkop UMKM Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan  Bangka Belitung. 
 
"Pelatihan kali ini merupakan pelatihan lanjutan dari pelatihan pada tanggal 11 Agustus yang lalu," kata Kepala UPTD Balatkop UMKM Babel, Fitri Dwiyanti, di Pangkalpinang, Rabu.
 
Ia mengatakan, pelatihan ini merupakan lanjutan dari pelatihan sebelumnya, dimana para peserta yang juga pelaku UMKM sudah melaksanakan prakteknya dilapangan selama satu bulan. 
 
"Para peserta telah membawa produk kerajinan yang telah dihasilnya, dan produk tersebut diberikan penilaian terkait kualitas produk. Para Pemateri dari Apikri Yogyakarta akan memberikan masukan terhadap produk yang telah dihasilkan para pelaku UMKM," ujarnya.
 
Ia menmabahkan, pelaku UMKM harus mengetahui kualitas produk kerajinan yang dihasilkannya. Hal ini agar produk kerajinan yang dihasilkan dapat memenuhi standar eksport.
 
"Mereka harus tau kualitas produknya agar bisa eksport. Produk yang mereka hasilnya harus memenuhi standar pasar eksport," ujarnya.
 
Fitri meyakinkan, pemerintah akan terus mendorong agar produk-produk kerajinan yang dihasilkan bisa berkualitas melalui pelatihan. Selain itu, pihaknya akan berikan pelatihan sesuai dengan potensi yang ada di desa-desa. 
 
"Kita akan berikan pelatihan sesuai dengan potensi yang ada didesa. Pelatihan untuk desa A akan berbeda dengan desa B karena potensi desanya berbeda-beda. Dengan begitu pelatihan ini akan bermanfaat sehingga mampu menggerakan ekonomi masyarakat desa," ujarnya.
 
Sementara Atik dari APIKRI Yogyakarta mengatakan produk kerajinan yang berorientasi pasar eksport harus berkualitas dan wajib mengikuti trend pasar. 
 
"Kualitas yang baik agar bisa menembus pasar eksport. Selain itu, produk kerajinan juga harus mengikuti trend pasar," katanya.
 
Ia menuturkan bahwa produk kerajinan yang berorientasi eksport maka wajib mengetahui negara tujuan eksport. Masing-masing negara memiliki trend dan pangsa pasar sendiri.
 
"Negara Amerika dan Eropa lebih sulit ditembus dibandingkan negara afrika dan asia lainnya. Pelaku UMKM harus mengetahui minat dari negara tujuan eksport agar produknya diterima pasar dinegara tujuan," tuturnya.
 
Ditambahnya, pasar kerajinan di Amerika dipengaruhi empat musim. Trend produk kerajinan disesuaikan dengan musim yang berlaku disana
 
"Produk kerajinan harus mengikuti trend musim disana. Misalnya, produk kerajinan dibuat sesuai dengan warna yang berlaku disana. Warna soft lebih digemari pada musim spring/summer," tambahnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020