Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan 35 hektare cabai merah di Sungaiselan, sebagai langkah pemerintah daerah mengurangi ketergantungan pasokan cabai dari luar daerah dalam memenuhi konsumsi masyarakat.

"Kita optimis program pengembangan cabai ini diharpakan dapat meningkatkan produksi cabai lokal  dan harganya dapat dikendalikan," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan di Sungaiselan, Selasa.

Ia mengatakan dalam mengoptimalkan pengembangan cabai merah ini, Pemprov Kepulauan Babel tidak hanya menyalurkan ratusan ribu bibit cabai untuk penanaman 35 hektare di Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, tetapi juga memberikan bantuan alat pengendalian hama likat kuning, 35 unit pompa air, 20 unit kultivator, dan 5 unit handtraktor kepada 17 kelompok tani.

Selain bantuan bibit, sarana dan prasarana pertanian, Pemprov Kepulauan Babel juga mengerahkan Petugas Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi petani dalam menanam dan mengendalikan hama cabai merah ini.

"Kita berharap dengan progam ini, produksi cabai lokal meningkat dan petani sejahtera," ujarnya.

Selama ini cabai merah merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi di Bangka Belitung, karena dalam pemenuhan kebutuhan dan konsumsi cabai masyarakat, pemerintah masih mengandalkan pasokan dari luar daerah.

"Harga cabai ini akan melambung tinggi mencapai Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilogram, jika pasokan cabai dari Pulau Jawa dan Sumatera tersendat, karena cuaca buruk dan hasil panen petani cabai di daerah asal berkurang atau gagal panen," katanya.

Ia berharap petani untuk lebih semangat dan serius mengembangkan tanaman cabai ini, agar Babel tidak lagi mengalami ketergantungan pasokan cabai luar daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi.

"Kita terus mendukung petani dalam mengembangkan komoditas ini, guna meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah pendemi COVID-19 ini," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020