Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengapresiasi inisiasi PT Timah Tbk yang melibatkan nelayan tradisional dalam pembuatan rumah ikan atau rumpon, karena dapat membantu ekonomi masyarakat pesisir di tengah pendemi COVID-19.

"Inisiasi PT Timah ini tentu sangat menguntung ekonomi keluarga nelayan, apalagi di tengah kondisi cuaca di laut yang tidak baik," kata Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut DKP Provinsi Kepulauan Babel,  Fores Fernando saat menghadiri penenggelaman rumpon di laut Rebo Bangka, Kamis.

Ia sangat menyambut baik dan mendukung program CSR PT Timah Tbk yang melibatkan nelayan tradisional dalam pembuatan dan penenggelaman ribuan rumah ikan, sebagai langkah perusahaan melestarikan lingkungan laut dan meningkatkan populasi ikan di daerah ini.

"Kita sudah lihat sendiri, PT Timah bersama nelayan menenggelamkan rumpon dan tidak hanya itu, para nelayan ini sendiri yang menentukan titik-titik penyebaran rumah ikan ini," ujarnya.

Menurut dia di tengah pendemi COVID-19 ini, kondisi cuaca di laut kurang bersahabat yang ditandai gelombang tinggi disertai hujan dan angin kencang, sehingga sangat membahayakan keselamatan kapal nelayan tradisional daerah ini.

"Sekarang ini, banyak nelayan yang tidak melaut karena kondisi cuaca tidak bersahabat yang dapat membahayakan keselamatan para nelayan ini," katanya.

Kabid Humas PT Timah Tbk Anggi Siahaan mengatakan pembuatan rumah ikan ini melibatkan masyarakat nelayan di Desa Rebo, sebagai upaya perusahaan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir di tengah pendemi COVID-19 dan kondisi cuaca di laut yang tidak bersahabat.

"Kita berharap dengan adanya pembuatan ratusan rumah ikan ini dapat membantu ekonomi nelayan dalam meningkatkan pendapatan keluarga di tengah gelombang tinggi disertai angin kencang yang membahayakan keselamatan nelayan," ujarnya.

Koordinator Nelayan Desa Rebo, Min Kho, mengatakan adanya pembuatan rumah ikan ini membantu masyarakat nelayan yang sedang tidak ke laut. Dalam pembuatan transplantasi karang dengan empat model ini mereka melibatkan nelayan kecil.

“Dari Agustus lalu kami membuat ini, lebih dari 40 nelayan yang ikut membuat rumah ikan ini. Tidak setiap hari mereka kerjanya, kalau lagi enggak ke laut ke sini mengerjakan ini, jadi mereka tetap punya penghasilan,” katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020