Rumah sakit umum daerah (RSUD) Depati Hamzah Kota Pangkalpinang mencatat empat pasien  Ibu melahirkan terduga COVID-19 dari hasil rapid test yang dilakukan sebelum melakukan persalinan.

"Saat ini ada empat bayi yang lahir dari Ibu yang hasil rapid testnya Reaktif COVID-19. Mereka kita isolasikan di ruang isolasi tekanan rendah dan bayi-bayi diruang tekanan negatif, yang udaranya kita filter keluar," kata Direktur Utama RSUD Depati Hamzah, Fauzan, di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil SWAB dari keempat Ibu yang baru melahirkan tersebut. Dalam penanganan terhadap Ibu dan bayi yang baru lahir ini diperlakukan sama seperti pasien positif COVID-19 lain di RSUD Depati Hamzah.

"Ini suatu tantangan bagi kita, meski kondisi seperti ini sudah terjadi di rumah sakit lain, saat ini RSUD Depati Hamzah mengalami hal yang sama," ujarnya.

Menurut Fauzan, dalam menghadapi kondisi seperti ini, RSUD Depati Hamzah tetap mengedepankan kesehatan para tenaga medis agar selalu terlindungi, mengingat saat ini jumlah pasien positif COVID-19 semakin bertambah.

"Saat ini semua tenaga kesehatan di SWAB dulu, kita ingin tenaga kesehatan kita selalu terlindungi karena kita tidak tahu kondisi pasien dari luar seperti apa. Dan banyak pasien OTG yang ternyata mereka positif COVID-19," ujarnya.

Fauzan menambahkan, saat ini Indonesia mengalami lonjakan rekor baru untuk kasus COVID-19, dimana perhari ada 8.200 kasus baru. Begitu juga di Babel, khususnya di RSUD Depati Hamzah yang saat ini juga merawat 13 pasien positif COVID-19. Perhari masuk tiga pasien dan kemungkinan akan bertambah.

Sedangkan dalam penanganannya, RSUD Depati Hamzah hanya memiliki sembilan ruangan tekanan negatif dan ruang isolasi biasa. RSUD Depati Hamzah juga memanfaatkan ruang operasi khusus untuk pasien COVID-19, yang belum ada di rumah sakit lainnya di Babel ini.

"Ruang operasi khusus untuk pasien COVID-19 juga kita siapkan, yang mana dirumah sakit lain belum ada," ujarnya.

Oleh karena itu, Fauzan berharap masyarakat harus bisa menjalankan protokol kesehatan selama 24 jam, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan tetap menggunakan masker, untuk menghindari COVID-19 ini.

"Selama protokol kesehatan ini kita patuhi 24 jam, Saya yakin COVID-19 dapat kita hindari, karena kemampuan kita terbatas jika pasien positif COVID-19 terus bertambah," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020