Pesanggrahan Menumbing sebagai salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada musim libur tahun baru 2021 terpantau sepi kunjungan wisatawan.
"Saat ini rata-rata setiap hari sekitar 200 orang pengunjung, menurun drastis dibandingkan masa liburan tahun lalu yang mencapai sekitar seribu orang setiap hari," kata petugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Apri di Mentok, Sabtu.
Sepinya jumlah pengunjung objek wisata sejarah di ujung barat Pulau Bangka tersebut kemungkinan karena masih berlangsungnya pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini.
Sebagian besar pengunjung yang datang ke lokasi pengasingan sejumlah pejuang Kemerdekaan RI tersebut merupakan wisatawan dalam daerah yang ingin berlibur menikmati keindahan dan kesejukan alam pegunungan.
"Rata-rata setiap hari sekitar 25 sepeda motor dan 30 mobil yang datang, kalau tahun lalu kunjungan cukup tinggi bahkan pengunjung rela mengantre di pintu gerbang kaki bukit agar bisa naik ke puncak bukit," katanya.
Pesanggrahan Menumbing sebagai salah satu bangunan cagar budaya peringkat nasional merupakan sebuah kastil yang menjadi tempat pengasingan Mohammad Hatta, A.G Pringgodigdo, As'aat, dan Soerjadi Suryadarma pada 22 Desember 1948 kemudian disusul Ali Sastroamidjoyo dan Mohammad Roem pada 31 Desember 1948.
Bangunan rumah peristirahatan di puncak bukit bergaya arsitektur "nieuwe zakelijkheid" atau pragmatisme baru dengan pola atap datar yang berfungsi sebagai menara pandang tersebut dibangun perusahaan timah Belanda Banka Tin Winning (BTW) pada 1927-1930.
Pesanggrahan Menumbing merupakan bangunan permanen pertama di Pulau Bangka yang menggunakan teknologi atap datar terbuat dari beton bertulang dan menggunakan batu granit sebagai lapisan terluar pada fasadenya.
Pada masa pandemi COVID-19 destinasi wisata Pesanggrahan Menumbing tetap melayani kunjungan wisatawan dengan menerapkan aturan kesehatan objek wisata.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Saat ini rata-rata setiap hari sekitar 200 orang pengunjung, menurun drastis dibandingkan masa liburan tahun lalu yang mencapai sekitar seribu orang setiap hari," kata petugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Apri di Mentok, Sabtu.
Sepinya jumlah pengunjung objek wisata sejarah di ujung barat Pulau Bangka tersebut kemungkinan karena masih berlangsungnya pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini.
Sebagian besar pengunjung yang datang ke lokasi pengasingan sejumlah pejuang Kemerdekaan RI tersebut merupakan wisatawan dalam daerah yang ingin berlibur menikmati keindahan dan kesejukan alam pegunungan.
"Rata-rata setiap hari sekitar 25 sepeda motor dan 30 mobil yang datang, kalau tahun lalu kunjungan cukup tinggi bahkan pengunjung rela mengantre di pintu gerbang kaki bukit agar bisa naik ke puncak bukit," katanya.
Pesanggrahan Menumbing sebagai salah satu bangunan cagar budaya peringkat nasional merupakan sebuah kastil yang menjadi tempat pengasingan Mohammad Hatta, A.G Pringgodigdo, As'aat, dan Soerjadi Suryadarma pada 22 Desember 1948 kemudian disusul Ali Sastroamidjoyo dan Mohammad Roem pada 31 Desember 1948.
Bangunan rumah peristirahatan di puncak bukit bergaya arsitektur "nieuwe zakelijkheid" atau pragmatisme baru dengan pola atap datar yang berfungsi sebagai menara pandang tersebut dibangun perusahaan timah Belanda Banka Tin Winning (BTW) pada 1927-1930.
Pesanggrahan Menumbing merupakan bangunan permanen pertama di Pulau Bangka yang menggunakan teknologi atap datar terbuat dari beton bertulang dan menggunakan batu granit sebagai lapisan terluar pada fasadenya.
Pada masa pandemi COVID-19 destinasi wisata Pesanggrahan Menumbing tetap melayani kunjungan wisatawan dengan menerapkan aturan kesehatan objek wisata.
Editor : Adhitya SM
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021