Ketua DPD RI AA LaNyalla Mattalitti menilai bahwa kesuksesan vaksinasi COVID-19 dapat menentukan target pemerintah dalam menekan defisit hingga di bawah tiga persen dalam waktu tiga tahun.
"Target pemerintah menekan defisit hingga di bawah tiga persen dalam waktu tiga tahun akan ditentukan dengan penekanan dan pengendalian COVID-19," ujarKetua DPD RI LaNyalla dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, menekan penyebaran COVID-19 juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan pemerintah dalam mencapai target itu. Jika laju COVID-19 tak terkendali, maka akan sangat sulit menekan dan keluar dari defisit ekonomi yang saat ini terjadi.
"Keberhasilan pemerintah mengendalikan kasus COVID-19 melalui vaksinasi akan berpengaruh besar dalam pemulihan ekonomi nasional," tegas LaNyalla.
Ketua DPD itu berharap proses vaksinasi massal yang dalam waktu dekat akan dilakukan di seluruh daerah di Indonesia berjalan sukses tanpa kendala.
Ia menambahkan vaksin COVID-19 akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat global kepada Indonesia. Hal ini diyakininya akan membuat perekonomian nasional kembali bergerak.
Untuk itu, ia meminta semua pihak untuk bersama-sama menekan laju COVUD-19, salah satunya dengan mengikuti vaksinasi massal sebagaimana diatur pemerintah.
"Ketertiban kita dalam mengikuti vaksinasi massal akan berdampak pada pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19. Vaksinasi massal COVID-19 ini juga akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat global dalam berbagai sektor kepada Indonesia," kata LaNyalla.
Orientasi akhirnya, kata dia, adalah bergeraknya kembali ekonomi rakyat, yang berarti laju defisit bisa teratasi. "Dengan kata lain, pemulihan perekonomian nasional sedang berlangsung dan berangsur-angsur membaik," ujar LaNyalla.
Sebagaimana diketahui, melalui UU Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan COVID-19, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bisa diperlebar menjadi di atas tiga persen.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa COVID-19 berdampak luar biasa terhadap perekonomian. Alhasil, pemerintah dipaksa untuk menaikkan ambang batas maksimal defisit.
"Ini konsekuensi yang harus kita tangani dengan sangat serius, yaitu bagaimana defisit diturunkan lagi dalam tiga tahun. Ini jangka waktu sangat ambisius," katanya.
Menurut dia, vaksinasi massal COVID-19 dianggap bisa menjadi pemicu percepatan target pemerintah menurunkan beban defisit menjadi tiga persen, bahkan di bawah angka tersebut bila berlangsung sukses.
Saat ini vaksin COVID-19 telah didistribusikan ke seluruh pelosok Tanah Air. Dalam waktu dekat sejumlah masyarakat akan mendapatkan vaksin jenis Sinovac.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Target pemerintah menekan defisit hingga di bawah tiga persen dalam waktu tiga tahun akan ditentukan dengan penekanan dan pengendalian COVID-19," ujarKetua DPD RI LaNyalla dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, menekan penyebaran COVID-19 juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan pemerintah dalam mencapai target itu. Jika laju COVID-19 tak terkendali, maka akan sangat sulit menekan dan keluar dari defisit ekonomi yang saat ini terjadi.
"Keberhasilan pemerintah mengendalikan kasus COVID-19 melalui vaksinasi akan berpengaruh besar dalam pemulihan ekonomi nasional," tegas LaNyalla.
Ketua DPD itu berharap proses vaksinasi massal yang dalam waktu dekat akan dilakukan di seluruh daerah di Indonesia berjalan sukses tanpa kendala.
Ia menambahkan vaksin COVID-19 akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat global kepada Indonesia. Hal ini diyakininya akan membuat perekonomian nasional kembali bergerak.
Untuk itu, ia meminta semua pihak untuk bersama-sama menekan laju COVUD-19, salah satunya dengan mengikuti vaksinasi massal sebagaimana diatur pemerintah.
"Ketertiban kita dalam mengikuti vaksinasi massal akan berdampak pada pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19. Vaksinasi massal COVID-19 ini juga akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat global dalam berbagai sektor kepada Indonesia," kata LaNyalla.
Orientasi akhirnya, kata dia, adalah bergeraknya kembali ekonomi rakyat, yang berarti laju defisit bisa teratasi. "Dengan kata lain, pemulihan perekonomian nasional sedang berlangsung dan berangsur-angsur membaik," ujar LaNyalla.
Sebagaimana diketahui, melalui UU Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan COVID-19, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bisa diperlebar menjadi di atas tiga persen.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa COVID-19 berdampak luar biasa terhadap perekonomian. Alhasil, pemerintah dipaksa untuk menaikkan ambang batas maksimal defisit.
"Ini konsekuensi yang harus kita tangani dengan sangat serius, yaitu bagaimana defisit diturunkan lagi dalam tiga tahun. Ini jangka waktu sangat ambisius," katanya.
Menurut dia, vaksinasi massal COVID-19 dianggap bisa menjadi pemicu percepatan target pemerintah menurunkan beban defisit menjadi tiga persen, bahkan di bawah angka tersebut bila berlangsung sukses.
Saat ini vaksin COVID-19 telah didistribusikan ke seluruh pelosok Tanah Air. Dalam waktu dekat sejumlah masyarakat akan mendapatkan vaksin jenis Sinovac.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021