Bupati Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sahani Saleh mengatakan jumlah kuota gas elpiji tiga kilogram untuk masyarakat di daerah itu masih kurang sehingga sering menimbulkan kelangkaan.

"Kuota sangat tidak mencukupi memang dari dulu masih kurang," katanya di Tanjung Pandan, Kamis.

Hal ini disampaikan Bupati guna menyikapi kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram di daerah itu dalam beberapa waktu terakhir ini.

Menurut dia, selain kuota yang tidak mencukupi, kelangkaan gas elpiji di daerah itu disinyalir terjadi akibat musibah tenggelamnya dua kapal pengangkut gas elpiji ukuran tiga kilogram.

"Ada dua kali kecelakaan kapal akibat hal ini tabung gas terbatas pengisian," katanya.

Baca juga: IPC Tanjung Pandan siapkan fasilitas bongkar muat elpiji

Sahani menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait adanya dugaan penimbunan gas elpiji yang dilakukan oleh salah satu pihak non agen.

"Saya belum dapat laporan sejauh mana indikasi penimbunan apakah saat itu memang ditampung dulu oleh pihak itu sebelum didistribusikan atau memang sengaja ditimbun," ujarnya.

Dirinya menyayangkan, ada oknum yang menjual elpiji subsidi tiga kilogram dengan harga di atas ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Padahal pemerintah daerah telah menetapkan besar HET yang sesuai termasuk penghitungan mengenai biaya transportasi dan pengangkutan.

"HET nya kan sekitar Rp16 ribu tapi ada yang jual sampai Rp25 ribu inilah yang jadi problem padahal kami sudah menghitung biaya angkut dari agen ke pangkalan dan juga tergantung jarak," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Belitung, MZ Hendra Caya mengatakan
kuota gas elpiji kilogram tahun 2021 sebanyak 3.976 metrix ton (MT) atau 1.325.333 tabung.

"Kuotanga sama seperti tahun 2020 namun realisasi pada tahun 2020 sebanyak 2.174 MT atau 724.666 tabung jadi jumlah kekurangnnya masih cukup tinggi," ujarnya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021