Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyebut perkembangan teknologi digital yang pesat pada pandemi COVID-19 justru memberikan kesempatan kepada para difabel khususnya kaum tuli untuk berkarya dan mendapatkan pekerjaan.
Saat menjadi pembicara dalam Dialog Internasional Women and Girls : Game Changers in Development, di Jakarta, Sabtu Menkeu mengakui implementasi dari berbagai kebijakan yang telah dirumuskan pemerintah untuk mendorong terciptanya keadilan bagi para difabel masih kurang terlaksana. Namun bukan berarti para difabel bisa menyerah dan berhenti memperjuangkan haknya.
“Dalam berbagai situasi dunia seperti sekarang, teknologi digital memberikan kesempatan yang makin besar, karena kita juga tidak perlu ketemu orang. Jadi (kecenderungan) mengekpresikan semuanya melalui digital pada dasarnya memberikan keuntungan,” ujar Sri Mulyani.
Melalui teknologi digital, kata dia, diskriminasi gender akan lebih kecil. Menkeu berpesan agar para difabel bisa memanfaatkan dan membaca peluang dari pertumbuhan teknologi digital.
“Anda bisa menggunakan teknologi di mana usaha-usaha seperti usaha kecil sekarang marketingnya menggunaakan platform digital, itu semua memberikan suatu kesempatan yang luar biasa,”
Ia juga menyebut sejumlah kementerian juga memberi kesempatan bagi para difabel untuk bekerja,seperti di Kementerian Keuangan dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refromasi Birokrasi.
“Pekerjaan di Kemenkeu lebih kepada analytical thinking, baca data, analisa data, melakukan research dan membuat formulasi kebijakan itu semuanya mungkin engga usah banyak ngomong, pokoknya hasilnya ada dan dia bisa menyampaikan,” katanya.
Menkeu menyebut sumbangan ekonomi digital terhadap PDB meningkat sangat tinggi saat banyak bisnis lain yang justru mengalami penurunan karena COVID-19.
Pertumbuhan tersebut, katanya, diprediksi naik tiga kali lipat atau 300 persen yakni dari 44 miliar dolar AS dan akan menjadi 124 miliar dolar AS hanya dalam waktu lima tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Saat menjadi pembicara dalam Dialog Internasional Women and Girls : Game Changers in Development, di Jakarta, Sabtu Menkeu mengakui implementasi dari berbagai kebijakan yang telah dirumuskan pemerintah untuk mendorong terciptanya keadilan bagi para difabel masih kurang terlaksana. Namun bukan berarti para difabel bisa menyerah dan berhenti memperjuangkan haknya.
“Dalam berbagai situasi dunia seperti sekarang, teknologi digital memberikan kesempatan yang makin besar, karena kita juga tidak perlu ketemu orang. Jadi (kecenderungan) mengekpresikan semuanya melalui digital pada dasarnya memberikan keuntungan,” ujar Sri Mulyani.
Melalui teknologi digital, kata dia, diskriminasi gender akan lebih kecil. Menkeu berpesan agar para difabel bisa memanfaatkan dan membaca peluang dari pertumbuhan teknologi digital.
“Anda bisa menggunakan teknologi di mana usaha-usaha seperti usaha kecil sekarang marketingnya menggunaakan platform digital, itu semua memberikan suatu kesempatan yang luar biasa,”
Ia juga menyebut sejumlah kementerian juga memberi kesempatan bagi para difabel untuk bekerja,seperti di Kementerian Keuangan dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refromasi Birokrasi.
“Pekerjaan di Kemenkeu lebih kepada analytical thinking, baca data, analisa data, melakukan research dan membuat formulasi kebijakan itu semuanya mungkin engga usah banyak ngomong, pokoknya hasilnya ada dan dia bisa menyampaikan,” katanya.
Menkeu menyebut sumbangan ekonomi digital terhadap PDB meningkat sangat tinggi saat banyak bisnis lain yang justru mengalami penurunan karena COVID-19.
Pertumbuhan tersebut, katanya, diprediksi naik tiga kali lipat atau 300 persen yakni dari 44 miliar dolar AS dan akan menjadi 124 miliar dolar AS hanya dalam waktu lima tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021