Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunnak) Provinsi Bangka Belitung, akan melatih petani mengolah cabai seperti menjadi produk cabai kering, saus dan lainnya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah itu.
"Pada tahun ini, kami akan melatih petani di Kabupaten Bangka dan Belitung mengelola cabai mentah menjadi produk bernilai tinggi," kata Kasi Tanaman Pangan Hortikultura Distanbunnak Bangka Belitung (Babel) Hendra Kusnadi di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan, pelatihan pengelolaan cabai menjadi produk olahan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan minat petani mengembangkan pertanian cabai.
Selain itu, pelatihan ini sebagai antisipasi dini petani menghadapi harga cabai anjlok akibat persediaan cabai di pasaran berlimpah.
"Pada saat harga cabai anjlok, maka petani akan mengalami kerugian yang cukup besar, pada akhirnya minat petani mengembangkan pertanian ini akan semakin rendah," ujarnya.
Pelatihan mengelola cabai menjadi produk ini, kata dia, akan menjadi solusi petani untuk menjual hasil cabainya dengan harga tinggi.
"Jika harga cabai anjlok ke tingkat Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram, tentu merugikan petani mengingat biaya pengelolaan pertanian cukup tinggi," ujarnya.
Menurut dia, pelatihan pengelolaan cabai difokuskan di Bangka Tengah dan Belitung karena minat petani mengembangkan budi daya cabai di dua kabupaten tersebut cukup tinggi.
Saat ini, luas lahan pertanian cabai di dua kabupaten tersebut sekitar 70 hektare dan pada tahun ini, pemerintah akan mengembangkan 50 hektare.
"Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini, petani tidak lagi mengeluhkan harga cabai murah akibat pasokan komoditas tersebut di pasaran berlimpah, ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Pada tahun ini, kami akan melatih petani di Kabupaten Bangka dan Belitung mengelola cabai mentah menjadi produk bernilai tinggi," kata Kasi Tanaman Pangan Hortikultura Distanbunnak Bangka Belitung (Babel) Hendra Kusnadi di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan, pelatihan pengelolaan cabai menjadi produk olahan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan minat petani mengembangkan pertanian cabai.
Selain itu, pelatihan ini sebagai antisipasi dini petani menghadapi harga cabai anjlok akibat persediaan cabai di pasaran berlimpah.
"Pada saat harga cabai anjlok, maka petani akan mengalami kerugian yang cukup besar, pada akhirnya minat petani mengembangkan pertanian ini akan semakin rendah," ujarnya.
Pelatihan mengelola cabai menjadi produk ini, kata dia, akan menjadi solusi petani untuk menjual hasil cabainya dengan harga tinggi.
"Jika harga cabai anjlok ke tingkat Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram, tentu merugikan petani mengingat biaya pengelolaan pertanian cukup tinggi," ujarnya.
Menurut dia, pelatihan pengelolaan cabai difokuskan di Bangka Tengah dan Belitung karena minat petani mengembangkan budi daya cabai di dua kabupaten tersebut cukup tinggi.
Saat ini, luas lahan pertanian cabai di dua kabupaten tersebut sekitar 70 hektare dan pada tahun ini, pemerintah akan mengembangkan 50 hektare.
"Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini, petani tidak lagi mengeluhkan harga cabai murah akibat pasokan komoditas tersebut di pasaran berlimpah, ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015