Pangkalpinang, 14/2 (Antara Babel) - Pemerintah Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, akan membangun jalan lingkar di kawasan hutan kota untuk mempermudah masyarakat mengunjungi hutan itu.

"Saat ini, pemanfaatan hutan kota oleh masyarakat masih rendah karena akses jalan yang belum memadai," ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang Bani Baehaki di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menjelaskan pembangunan jalan lingkar di kawasan hutan kota seluas 163 hektare tersebut, dalam upaya mendukung pencanangan gerakan Indonesia bersih dan hutan kota oleh Kementerian Lingkungan Hidup agar maksimalkan pemanfaatan hutan.

"Hutan kota ini bukan hanya sebagai penghijaun saja, tetapi juga sebagai tempat rekreasi, penelitian dan lainnya," ujarnya.

Ia mengatakan, dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan hutan kota ini, kami sudah mengoptimal petugas kebersihan, petugas pemeliharaan hutan kota, agar pohon-pohon yang ditanami tertata rapi, asri dan menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi masyarakat.

"Saat ini, masyarakat yang mengunjungi hutan kota hanya di pinggiran hutan saja, karena belum ada jalan di dalam kawasan hutan tersebut," ujarnya.

Menurut dia, kenapa pencanangan gerakan Indonesia bersih dan hutan kota, karena selama ini, masih banyak hutan kota di Indonesia yang tidak terurus dengan baik.

"Mudah-mudahan dengan pembangunan jalan lingkar ini, pemanfaatan hutan kota oleh masyarakat semakin tinggi dan meningkatkan kesadaran masyarakat menjaga kelestarian hutan," ujarnya.

Ia mengatakan hutan kota ini ditargetkan 163 hektare di Kelurahan Tua Tunu Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang untuk mempercepat pencapaian target ruang terbuka hijau di daerah itu.

Dari 163 hektare hutan kota tersebut, seluas 125 hektare ditanami berbagai pohon bermanfaat seperti durian, cempedak, rambutan dan lainnya, sementara sisanya diperuntukan pembangunan jalan, saluran dan bangunan lainnya.

"Tingkat penanaman pohon di kawasan hutan kota di Tua Tunu sudah tercapai, tetapi dalam pertumbuhannya hanya 70 persen yang hidup, sementara 30 persen mati karena kesuburan tanah yang rendah," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013