Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pemerintah sedang mempersiapkan peta jalan (road map) untuk mengimplementasikan Making Indonesia 4.0.

"Saya ingin mengajak Jerman untuk bermitra mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Indonesia sendiri telah menyiapkan roadmap implementasi Making Indonesia 4.0," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan pameran teknologi industri Hannover Messe 2021. Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Terdapat tiga hal utama. Pertama, pada era industri 4.0 penguatan SDM adalah kebutuhan," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia memiliki bonus demografi.

"Pada 2030 jumlah usia produktif di Indonesia tumbuh dua kali lipat, tantangannya adalah penyiapan SDM yang mampu menghadapi tantangan masa depan, tantangan big dataartificial intelligenceinternet of things," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi meyakini Jerman dapat mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset dan penguatan universitas berbasis teknologi.

"Kedua, menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi Industri 4.0. Pembenahan iklim investasi membutuhkan reformasi struktural, pengesahan Undang-undang Cipta Kerja adalah salah satunya," tambah Presiden Jokowi.

UU Cipta Kerja tersebut, menurut Presiden Jokowi, akan mempermudah izin usaha, memberikan kepastian hukum, dan memberikan insentif.

"UU Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital. UU Cipta Kerja akan mendukung pengembangan Industri 4.0," ungkap Presiden.

Ketiga, investasi pada pembangunan hijau. "Pandemi ini momentum untuk mendorong pembangunan hijau. Menurut WEF (World Economy Forum), potensi ekonomi hijau atau pembangunan hijau sangatlah besar. Peluang bisnis sebesar 10,1 triliun dolar AS dan peluang 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2030," kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia telah melakukan berbagai terobosan pembangunan industri hijau, di antaranya  biodiesel dari kelapa sawit dan pembangkit listrik tenaga surya atap untuk rumah tangga.

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru namun juga mengurangi emisi gas rumah kaca," tambah Presiden. Indonesia, lanjutnya, juga siap berkontribusi pada energi masa depan.

Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai litium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik.

"Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah salah satu prioritas. Saya mengapresiasi Green Infrastructure Inisiative German dengan nilai 2,5 miliar Euro. Program ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infrastruktur hijau di Indonesia," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga mengajak Jerman untuk melompat jauh keluar dari krisis, pulih, dan tumbuh lebih kuat.

"Saya yakin Indonesia dan Jerman dapat bermitra untuk keluar dari pandemi ini sebagai pemenang," ujar Presiden Jokowi.

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021