Pangkalpinang (Antara Babel) - Kota Tanjungpandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Februari 2015 deflasi sebesar 1,94 persen atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 128,58 pada Desember 2014 menjadi 126,08.

"Deflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh dua indeks kelompok pengeluaran," kata Kepala Badan Pusat Statistik Babel, Herum Fajarwati di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menyebutkan, kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 4,93 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 6,78 persen,
    
Sedangkan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan 1,43 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,32 persen, kelompok sandang 0,05 persen dan kelompok kesehatan naik 0,67 persen, sementar itu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga stabil.

Ia menjelasan, komoditas yang mengalami kenaikan harga di Kota Tanjungpandan pada Februari 2015 yaitu nasi dengan lauk pauk, beras, ikan asin belah, rokok kretek filter, anggur, ikan tenggiri, jeruk, bahan bakar rumah tangga, semen dan ikan tongkol," ujarnya.

Sedangkan kelompok komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam ras, angkutan udara, bensin, cabai rawit, cabai merah, ikan kembung, bayam, cumi-cumi dan ikan kerisi.

"Inflasi atau deflasi dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumah tangga yang tentu saja berimbas langsug terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumah tangga," ujarnya.

Menurut dia, deflasi tertinggi di wilayah Sumatera pada Februari 2015 terjadi di Bukittinggi sebesar 2,35 persen dengan IHK 114,99 dan terendah di Bandar Lampung 0,29 persen dengan IHK 117,31.

Sedangkan, di luar Pulau Jawa dan Sumatera deflasi tertinggi terjadi di Palu 1,84 persen dengan IHK 118,14 dan terendah di Jayapura 0,04 persen dengan IHK 119,64.

Pewarta: Mulki

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015