PT Timah Tbk memberikan kesempatan bagi para pelajar di wilayah operasional perusahaan untuk mengenyam pendidikan gratis pada jenjang SMA yang dilaksanakan dengan sistem asrama. Pembelajaran akademik dilaksanakan di SMAN 1 Pemali sedangkan asrama dilaksanakan di kawasan Timah Learning Center.

Tak mudah memang untuk mendapatkan kesempatan ini, pasalnya para peserta harus melewati serangkaian tes dan kouta yang diberikan di setiap angkatan hanya berkisar 36-40 siswa per tahunnya. Hal inilah yang membuat para peserta harus bersaing secara kompetitif untuk mendapatkan kesempatan ini. 

Salah satu penerima kelas beasiswa PT Timah Tbk, Kevin Alfariza Akbar Nuffariq Pakpahan mengatakan dirinya semula tak menyangka bisa mendapatkan program beasiswa dari PT Timah ini.  

"Saya awalnya dapat informasi dari keluarga, dikasih tau kalau ini di asrama dan bisa ketemu banyak teman dari berbagai daerah, biaya sekolah ditanggung PT Timah. Tertarik lalu saya coba di tahun 2019 dan syukurnya berhasil lolos," katanya. 

Baginya, menjadi bagian dari program kelas beasiswa PT Timah Tbk menjadi anugerah tersendiri. Pasalnya tidak hanya mendapatkan pendidikan secara akademik, tapi juga dilatih soft skill dan pengembangan kemampuan melalui kegiatan di asrama. 

"Kevin suka dance, dulu kalau di rumah atau di lingkungan malu untuk mengembangkan mungkin bahkan dihina orang. Tapi di asrama Kevin punya kesempatan untuk mengembangkan melalui kegiatan seni tari. Kita enggak hanya belajar akademik tapi juga soft skill," ujarnya. 

Selain itu, menurutnya mereka juga dilatih untuk public speaking, banyak pengalaman baru yang dialaminya selama menjadi bagian dari penerima kelas beasiswa PT Timah. 

"Di asrama ini seru, orang-orangnya punya semangat belajar tinggi, kami tidak lagi memikirkan lagi soal biaya. Ini meringankan beban orang tua juga, karena kita dibiayai. Program ini juga membantu siswa-siswa berprestasi di luar sana yang keterbatasan biaya pendidikan. Program belajar yang efektif, dan kita ditanamkan soal karakter," ujarnya. 

Senada, Sendy Ramadona pelajar asal Bangka Barat ini mengatakan, sejak awal dirinya memang tertarik untuk mengikuti program kelas beasiswa. Sejak jauh-jauh hari siswa yang duduk di kelas X ini telah mempersiapkan diri bersaing dengan puluhan kompetitornya yang berasal dari Bangka Barat. 

"Sendy tertarik ikut program ini, karena ini kan asrama terus juga sendy pengen belajar jauh dari orang tua, nambah teman lebih banyak lagi. Ikutlah tesnya waktu itu, dari Bangka Barat hanya ada kouta empat orang. Testnya enggak susah cuma karena koutanya terbatas itu yang bikin deg-degan," ujarnya.

Menurutnya, menjalani pendidikan hampir satu tahun di asrama dan di sekolah membuat dirinya memiliki banyak pengalaman baru, menjadi lebih termotivasi dalam menggapai cita-cita. 

"Program beasiswa PT Timah ini sangat membantu saya, dari segi biaya ini jelas meringankan beban orang tua saya karena semuanya ditanggung, baik biaya buku, seragam dan kehidupan di asrama. Di sini bukan hanya sekadar sekolah gratis, tapi juga membentuk kepribadian, karakter, banyak hal baru yang membuat Sendy terus termotivasi," katanya. 

Baginya, dikelilingi orang-orang dengan berbagai semangat, keinginan untuk maju menjadi energi baru yang menjadi motivasi untuk dirinya lebih baik lagi. 

"Di sini banyak orang-orang hebat, Sendy jadi punya tantangan dan juga motivasi tersendiri untuk bersaing. Jadi memang merasakan punya motivasi yang tinggi untuk bisa maju," ujarnya. 

Selain itu, kata dia dirinya juga mendapatkan banyak pengetahuan baru di luar akademik melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan di asrama. Sehingga, nantinya dapat meningkatkan pengetahuannya. 

"Kalau dulu Taunya ikut orang tua ke kebun, ternyata berkebun itu ada ilmunya. Saya awalnya enggak kenal mesin potong rumput, di sini saya bisa menggunakan mesin potong rumput. Tidak hanya ilmu akademik, tapi juga banyak ilmu lainnya," katanya. 

"Banyak sekali manfaat yang saya rasakan menerima beasiswa PT Timah, relasi bertambah dan mindset kita memang ditanamkan untuk bisa mempersiapkan hal-hal yang lebih besar untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi," tutupnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021