Kupang, 18/2 (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, telah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi dampak sosial maupun ekonomi yang timbul pascaletusan Gunung Rokatenda.

Langkah antisipasi yang dilakukan adalah menyiapkan pangan yang cukup bagi kebutuhan warga selama di pengungsiaan maupun setelah kembali ke kampung halamannya di Pulau Palue, kata Wakil Bupati Sikka Damianus Wera, Senin, terkait dengan antisipasi dampak sosial ekonomi pascaletusan Gunung Rokatenda.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga menyiapkan obat-obatan serta tim medis bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat yang menangani para pengungsi, baik yang ada di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka maupun di Pulau Palue yang menderita gangguan pernapasan.

Khusus masalah pangan, Damianus Wera mengatakan bahwa pemerintah memang membutuhkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 12.000 jiwa di Pulau Palue hingga musim tanam 2013/2014 karena semua tanaman rusak karena disirami debu vulkanik dari Gunung Rokatenda yang meletus pada hari Sabtu (2/2).

Dia mengatakan, saat ini, pemerintah masih fokus memberikan bantuan kemanusiaan bagi lebih dari 200.000 warga Palue yang meninggalkan kampung halaman untuk mengungsi ke Maumere maupun kabupaten tetangga Ende.    
    
"Pemerintah sudah membahas masalah yang akan timbul setelah para pengungsi kembali ke kampungnya di Pulau Palue. Warga harus memulai kehidupan baru karena tidak ada lagi tanaman yang bisa dipanen. Semua tanaman rusak disirami debu vulkanik," katanya.

Damianus Wera mengatakan, jika pemerintah kabupaten tidak bisa menangani masalah ini, akan dilakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi untuk kepentingan penanganan secara bersama-sama.

Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada hari Sabtu (2/2) pukul 23.36 WITA meletus lagi dan menyebarkan abu vulkanik ke sebagian besar wilayah di Pulau Flores.

Gunung Api Rokatenda sempat meletus pada tanggal 8 Oktober 2012 pukul 19.46 WITA. Letusan itu menyebabkan ribuan warga Palue mengungsi ke Maumere maupun ke Ende.

Gunung Rokatenda atau juga disebut Gunung Paluweh adalah sebuah gunung api yang terletak di Pulau Palue, sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Gunung yang bertipe strato itu merupakan lokasi tertinggi di Pulau Palue dengan ketinggian 875 mdpl. Gunung ini secara geografis terletak di koordinat 121° 42' bujur timur dan 8° 19' lintang selatan.

Letusan terhebat terjadi pada tanggal 4 Agustus--25 September 1928, yang sebagian besar terjadi karena tsunami menyusul gempa vulkanik. Penduduk Palu'e saat itu sebanyak 266 jiwa.

Letusan terakhir terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dengan embusan abu mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas puncak.

Setelah 20 tahun (1985--2005) senyap pada tanggal 16 Januari 2005, Rokatenda kembali menunjukkan aktivitasnya.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013