Toboali (Antara Babel) - Ratusan ribu ikan peliharaan siap panen milik petani di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, mati karena limbah penambangan timah yang beroperasi di dekat kawasan tambak petani daerah itu.
"Ratusan ribu ekor ikan siap panen di 30 tambak mati, sehingga kami mengalami kerugian ratusan juta," kata Ketua Kelompok Pembudidayaan Ikan (Pokdakan) Tebing Tinggi Mandiri, Anwar di Toboali, Senin.
Ia menjelaskan, 30 unit tambak ikan milik kelompok Tani Pokdan Desa Bencah, Kecamatan Air Gegas, terendam air limbah pertambangan yang meluap karena sirkulasi air limbah pertambangan yang tidak baik.
"Kami meminta perusahaan tambang yang beroperasi dialiran sungai tersebut menganti kerugian yang dialami petani yang mencapai ratusan juta," ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, petani sudah menyampaikan hal ini kepada pengusaha tambang, namun petani itu tidak mendapatkan respon dari pengusaha tambang tersebut.
"Sudah lama diingatkan agar jangan melakukan aktivitas di dekat areal tambak, namun tetap dilakukan dengan dalih akan memperbaiki saluran air," katanya.
Untuk itu, pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Selatan, untuk mendapatkan dukungan dan memfasilitasi petani mendapatkan ganti rugi dari penambang timah tersebut.
"Kami sudah melaporkan ke dinas terkait dan Badan Lingkungan Hidup untuk dicari solusi yang baik, sehingga kerugian yang kami alami dapat diatasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Budi Daya Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Mukti Agusman mengatakan akan memfasilitasi keluhan petani tambak yang sudah lama menjadi binaaan.
"Kelompok ini merupakan binaan dari dinas, oleh sebab itu persoalan ini harus segera diatasi," katanya.
Untuk itu, pihaknya akan membentuk tim untuk mengambil tindakan kepada penambang timah itu.
"Dalam waktu dekat ini, tim terdiri dari BLH, Distamben untuk segera turun langsung ke lapangan dan mencari 'win-win solusion'," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Ratusan ribu ekor ikan siap panen di 30 tambak mati, sehingga kami mengalami kerugian ratusan juta," kata Ketua Kelompok Pembudidayaan Ikan (Pokdakan) Tebing Tinggi Mandiri, Anwar di Toboali, Senin.
Ia menjelaskan, 30 unit tambak ikan milik kelompok Tani Pokdan Desa Bencah, Kecamatan Air Gegas, terendam air limbah pertambangan yang meluap karena sirkulasi air limbah pertambangan yang tidak baik.
"Kami meminta perusahaan tambang yang beroperasi dialiran sungai tersebut menganti kerugian yang dialami petani yang mencapai ratusan juta," ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, petani sudah menyampaikan hal ini kepada pengusaha tambang, namun petani itu tidak mendapatkan respon dari pengusaha tambang tersebut.
"Sudah lama diingatkan agar jangan melakukan aktivitas di dekat areal tambak, namun tetap dilakukan dengan dalih akan memperbaiki saluran air," katanya.
Untuk itu, pihaknya sudah melaporkan hal ini kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Selatan, untuk mendapatkan dukungan dan memfasilitasi petani mendapatkan ganti rugi dari penambang timah tersebut.
"Kami sudah melaporkan ke dinas terkait dan Badan Lingkungan Hidup untuk dicari solusi yang baik, sehingga kerugian yang kami alami dapat diatasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Budi Daya Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Mukti Agusman mengatakan akan memfasilitasi keluhan petani tambak yang sudah lama menjadi binaaan.
"Kelompok ini merupakan binaan dari dinas, oleh sebab itu persoalan ini harus segera diatasi," katanya.
Untuk itu, pihaknya akan membentuk tim untuk mengambil tindakan kepada penambang timah itu.
"Dalam waktu dekat ini, tim terdiri dari BLH, Distamben untuk segera turun langsung ke lapangan dan mencari 'win-win solusion'," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015