Kementerian Komunikasi dan Informatika meyakini migrasi siaran televisi teresterial dari analog ke digital akan memberikan manfaat, termasuk untuk sektor ekonomi digital.
"Analog switch off (ASO) meningkatkan rantai ekonomi lintas industri mulai dari penyiaran, elektronika, perdagangan, media, sampai bidang telekomunikasi dan ekonomi digital," kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika bidang Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti, saat webinar Sosialisasi TV Digital Provinsi Kalimantan Utara - Dukung Migrasi TV Digital Indonesia, Kamis.
Niken mengutip data dari Boston Consulting Group pada 2017 lalu, bahwa migrasi ke siaran televisi digital akan memberikan efek yang positif, yaitu dividen digital yang bisa dimanfaatkan untuk telekomunikasi.
Penataan ulang spektrum frekuensi atau refarming ditaksir bisa menaikkan Produk Domestik Bruto sekitar Rp443 triliun dan penerimaan pajak maupun bukan pajak sekitar Rp77 triliun.
ASO juga akan menghasilkan 230.000 lapangan pekerjaan baru dan 181.000 unit usaha baru jika diterapkan.
"Ini menjadi motivasi seluruh dunia untuk menyiapkan sistem siaran digital untuk memaksimalkan ekonomi digital," kata Niken.
Dividen digital pada spektrum frekuensi radio 700MHz, yang digunakan untuk siaran televisi teresterial analog, juga bisa digunakan untuk mengembangkan internet berkecepatan tinggi.
Migrasi siaran televisi dari analog ke digital akan menghasilkan dividen digital sebesar 112MHz di frekuensi tersebut.
Dividen digital tersebut juga akan dialokasikan sebagai frekuensi kebencanaan, yaitu memberikan peringatan kepada masyarakat yang terkena bencana alam.
Indonesia saat ini sedang berada di tahap pertama analog switch off, yang paling lambat dijadwalkan selesai pada 17 Agustus nanti.
Wilayah siaran yang masuk ke ASO tahap I umumnya merupakan daerah perbatasan, yaitu Aceh 1, Kepulauan Riau 1, Banten 1, Kalimantan Timur 1, Kalimantan Utara 1 dan Kalimantan Utara 3.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Analog switch off (ASO) meningkatkan rantai ekonomi lintas industri mulai dari penyiaran, elektronika, perdagangan, media, sampai bidang telekomunikasi dan ekonomi digital," kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika bidang Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti, saat webinar Sosialisasi TV Digital Provinsi Kalimantan Utara - Dukung Migrasi TV Digital Indonesia, Kamis.
Niken mengutip data dari Boston Consulting Group pada 2017 lalu, bahwa migrasi ke siaran televisi digital akan memberikan efek yang positif, yaitu dividen digital yang bisa dimanfaatkan untuk telekomunikasi.
Penataan ulang spektrum frekuensi atau refarming ditaksir bisa menaikkan Produk Domestik Bruto sekitar Rp443 triliun dan penerimaan pajak maupun bukan pajak sekitar Rp77 triliun.
ASO juga akan menghasilkan 230.000 lapangan pekerjaan baru dan 181.000 unit usaha baru jika diterapkan.
"Ini menjadi motivasi seluruh dunia untuk menyiapkan sistem siaran digital untuk memaksimalkan ekonomi digital," kata Niken.
Dividen digital pada spektrum frekuensi radio 700MHz, yang digunakan untuk siaran televisi teresterial analog, juga bisa digunakan untuk mengembangkan internet berkecepatan tinggi.
Migrasi siaran televisi dari analog ke digital akan menghasilkan dividen digital sebesar 112MHz di frekuensi tersebut.
Dividen digital tersebut juga akan dialokasikan sebagai frekuensi kebencanaan, yaitu memberikan peringatan kepada masyarakat yang terkena bencana alam.
Indonesia saat ini sedang berada di tahap pertama analog switch off, yang paling lambat dijadwalkan selesai pada 17 Agustus nanti.
Wilayah siaran yang masuk ke ASO tahap I umumnya merupakan daerah perbatasan, yaitu Aceh 1, Kepulauan Riau 1, Banten 1, Kalimantan Timur 1, Kalimantan Utara 1 dan Kalimantan Utara 3.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021